MANAberita.com – BEBERAPA dari Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan tato Henna. Atau, Anda salah satu yang gemar memakai tato henna ini? Bagi sebagian kalangan, tato henna adalah cara menghias kulit yang dinilai lebih aman ketimbang jenis tato permanen. Namun, tahukah Anda bahwa penggunaan tato henna pada kulit bisa menimbulkan reaksi alergi? Mengapa seseorang bisa mengalami alergi henna?
Apa Itu Henna?
Henna adalah sejenis tumbuhan yang daunnya kerap digunakan sebagai medium untuk menghias kulit, baik di area tangan bahkan seluruh tubuh sekalipun. Tradisi menghias kulit dengan tato henna ini sejatinya sudah dimulai sejak zaman Mesir kuno, kemudian menyebar ke wilayah Mediterania dan Timur Tengah, hingga kini sampai di Indonesia.
Selain sebagai penghias tubuh, henna kerap dijadikan pewarna alami rambut dan cat kuku. Tato henna bersifat temporer, artinya akan hilang dalam jangka waktu tertentu. Produk tato henna yan beredar di pasaran umumnya berbentuk serbuk. Cara memakai tato henna yaitu dengan mencampur serbuk dengan air, kemudian aduk hingga menjadi pasta. Setelah itu, baru lukiskan ke kulit Anda.
Penyebab Alergi Henna
Sayangnya, nilai artistik yang ditawarkan oleh tato henna—juga klaim bahwa bahannya yang bersifat alami menjadikannya aman untuk digunakan—harus ternodai fakta bahwa penggunaan tato yang berasal dari tanaman dengan nama latin Lawsonia inermis ini bisa menimbulkan reaksi alergi pada kulit. Lantas, apa penyebab alergi henna?
American Academy of Dermatology pernah menyatakan bahwa produk henna dapat memunculkan reaksi alergi. Ini berlaku pada produk henna yang telah dicampur dengan zat kimia. Nah, zat kimia inilah yang disebut-sebut menjadi alergen penyebab alergi henna.
Adalah P-Phenylenediamine (PPD), zat kimia yang menjadi komposisi tambahan produk pewarna henna. PPD umumnya digunakan sebagai bahan campuran pewarna rambut, dan fungsinya memang untuk menambah kepekatan warna menjadi lebih gelap, pun lebih tahan lama.
Bagi sebagian orang, pewarna coal-tar mengandung PPD yang ada pada henna ini dapat menimbulkan reaksi alergi kulit yang bisa dikatakan cukup berbahaya dan dapat merusak estetika kulit jika tidak segera ditangani.
Ciri dan Gejala Alergi Henna
Banyak orang yang sudah menjadi ‘korban’ alergi henna, namun yang cukup memilukan terjadi pada seorang anak asal Inggris bernama Madison Gullive. Bagaimana tidak? Lukisan cantik dari tato henna yang membalut tangannya berujung pada kondisi kulit melepuh nan mengerikan!
Berikut ini ciri dan gejala alergi henna pada kulit yang tak disangka-sangka, cukup berbahaya.
- Kulit Gatal
Pada stadium awal, reaksi alergi henna yang timbul adalah rasa gatal pada kulit yang dibalut tinta henna. Reaksi ini sebagai bentuk pelepasan histamin oleh sistem kekebalan tubuh dan bisa terjadi sesaat atau beberapa jam setelah kulit terpapar henna yang mengandung PPD.
- Kulit Perih
Selain gatal, kulit yang mengalami reaksi alergi henna juga terasa perih dan panas jika kondisi sudah mulai bertambah parah. Jika Anda sudah sampai mengalami gejala alergi berupa kulit perih dan panas ini, sebaiknya segera temui dokter kulit agar bisa dilakukan penanganan sebelum derajat alergi henna meningkat lagi.
- Kulit Melepuh
Gejala alergi henna pada kulit pada tingkat akut ditandai dengan kulit yang melepuh seperti terbakar dan memunculkan penonjolan pada kulit, yang mana penonjolan tersebut berisi cairan yang mengandung zat kimia dengan kadar pH yang sangat tinggi.
Jika sudah begitu, luka bakar yang ditimbulkan oleh reaksi alergi terhadap tato henna ini akan meninggalkan bekas luka yang sayangnya, tidak bisa benar-benar hilang.
Selain 3 (tiga) gejala di atas, ciri alergi henna lainnya yang kerap dirasakan oleh para pengidap alergi tato henna ini adalah:
Kulit lecet
Warna kulit memudar
Kulit lebih sensitif terhadap sinar ultra-violet
Timbul jaringan parut, dalam hal ini keloid.
Diagnosis Alergi Henna
Penegakkan diagnosis alergi henna kiranya perlu dilakukan guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, terlebih jika Anda ingin menggunakan henna untuk menghias kulit tubuh. Guna mendukung diagnosis, dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan mulai dari fisik hingga penunjang.
- Tes Tusuk Jarum (Skin Prick Test)
Dokter akan menusukan sebah jarum kecil (lanset), pada area lengan dan kemudian meneteskan bahan pemicu alergi (alergen)—dalam hal ini PPD—pada lokasi tusukan. Apabila muncul reaksi seperti gatal dan perih, maka hasil tes dinyatakan positif.
- Tes Tempel (Patch Test)
Jika tes tusuk jarum menggunakan medium jarum, maka tes tempel (patch test) ini menggunakan plester. Plester yang sudah diberi ekstrak alergen ditempel pada kulit punggung dan dibiarkan selama 48 jam. Jika pada kulit yang ditempeli plester muncul rasa gatal atau perih, maka pasien dinyatakan positif memiliki alergi henna.
- Tes Laboratorium
Sementara itu, pada pasien yang mengalami gejala reaksi alergi henna berupa kulit melepuh, dokter akan mengambil sampel cairan yang ada pada kulit yang melepuh tersebut untuk kemudian dianalisis perihal kandungan cairan tersebut dan pengaruhnya terhadap reaksi alergi yang ditimbulkan.
Pengobatan Alergi Henna
Pengobatan alergi henna menyesuaikan dengan tingkat keparahan yang dialami oleh penderitanya. Pada stadium awal, di mana gejala alergi masih berupa gatal, maka yang bisa dilakukan adalah:
Segera bersihkan area kulit yang terpapar henna dengan air bersih
Minum obat pereda alergi antihistamin seperti hydroxyzine, loratadine, dan cetirizine
Namun jika reaksi alergi sudah sampai menyebabkan kulit melepuh, maka berobat ke dokter spesialis kulit adalah jalan terbaik untuk menyembuhkan luka yang ditimbulkan.
Pencegahan Alergi Henna
Mengingat reaksi alergi tato henna ini berbahaya bagi kulit dan tidak ada cara menghilangkan alergi henna yang benar-benar efektif, sebaiknya konsultasikan diri terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui apakah ada faktor risiko alergi henna pada kulit Anda atau tidak.
Atau, jika Anda bersikukuh untuk menggunakan henna, ada sejumlah tips yang bisa Anda terapkan sebelum memutuskan memakai henna. Tips atau cara mencegah alergi henna antara lain:
Hindari memilih black henna karena varian ini dikalim mengandung zat kimia PPD
Beli produk henna dalam bentuk serbuk. Produk henna cair biasanya mengandung zat kimia PPD
Perhatikan warnanya. Warna henna alami adalah oranye dan berubah menjadi coklat kemerahan setelah 48 jam
Perhatikan durasi henna sampai mengering. Henna alami cenderung memerlukan waktu yang lumayan lama sampai benar-benar mengering
Bedakan aromanya. Henna yang tercampur bahan kimia sudah pasti menghasilkan bau bahan kimia yang menyengat
Alergi henna adalah kondisi yang tidak bisa disembuhkan karena ini terkait dengan sensitivitas sistem kekebalan tubuh Anda. Penggunaan obat-obatan pun hanya bertujuan untuk meredakan gejala alergi yang ditimbulkan.
Jadi, pikirkan matang-matang sebelum Anda menggunakan henna untuk menghias tubuh, ya. Semoga bermanfaat! (Ila)
(Sumber: Dokter Sehat)