MANAberita.com — SEORANG pria bernama Rozikin (28) diamankan oleh kepolisian usai membunuh ibu kandungnya sendiri, Ranis (55) Minggu (10/03).
Rozikin berhasil diamankan di lokasi kejadian di rumahnya Desa Madumulyorejo RT 03/RW 01, Kecamatan Dukun, Gresik, pelaku langsung digelandang ke Polsek Dukun.
Dikutip dari Surya.co.id, Rozikin yang dengan tega membunuh ibunya justru mengaku tak menaruh perasaan bersalah.
Ia juga tidak merasa menyesal telah menghabisi nyawa ibu kandungnya itu.
Ditanyai oleh Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro, Rozikin bahkan sampai mendongakkan kepalanya saat mengaku tidak menyesal.
Ia bahkan mengatakan bahwa merasa lega setelah membacok sang ibu. Menurutnya hal tersebut membuat dirinya tidak akan ada lagi yang memarahi.
“Biasa saja kenapa nangis, tidak menyesal, panas hati saya. Ibu saya lagi duduk-duduk di ruang tamu,” kata Rozikin Minggu (10/3/2019).
Melihat sang ibu sedang berada di ruang tamu, ia langsung menghampiri korban dan membunuhnya dengan celurit yang sudah ia asah sebelumnya.
Berdasarkan keterangan kepolisian, Rozikin mengaku tega membunuh sang ibu lantaran kerap dimarahi.
Menyimpan perasaan emosi sejak lama, emosi pelaku semakin memuncak setelah sang ibu enggan memberikan uang untuk iuran konsumsi kerja bakti.
Tak hanya menunjukkan sikap biasa saat dimintai keterangan, Rozikin juga tidak kabur jauh meninggalkan rumah setelah membunuh sang ibu.
Ia ditemukan oleh polisi sedang bersembunyi di sebuah kamar di samping rumah utama yang menjadi lokasi pembunuhan.
Rumah tersebut juga merupakan rumah sang ibu yang letaknya berdekatan dengan rumah utama.
Ditemukan oleh kepolisian di kamar tersebut, Rozikin justru dengan santai bersalaman dengan polisi yang menemukannya.
Ia juga kooperatif dan langsung mengakui bahwa dirinya yang telah membunuh ibu kandungnya itu.
Diketahui, Rozikin adalah anak ketiga dari korban, Ranis.
Di rumah tersebut, korban dan pelaku hanya tinggal berdua, lantaran kedua anak korban yang merupakan kakak Rozikin sudah berada di luar kota.
Sementara itu, sang ayah meninggal dunia lantaran sakit yang dideritanya.
Berdasarkan keterangan dari tetangga, Ranis dikenal sebagai pribadi yang baik. Ranis dan Rozikin tidak pernah terlibat pertengkaran sebelumnya.
“Almarhum orangnya baik tidak pernah membicarakan kejelekan orang karena tidak pernah bergaul, anaknya juga,” katanya.
Aksi pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku, pertama kali terbongkar setelah seorang tetangga korban datang ke rumah Ranis.
Ia bermaksud datang untuk mengantarkan makanan lantaran korban sedang sakit.
“Karena korban demam, diantar makanan sama tetangga ,” kata Kepala Desa Madumulyorejo, Madrozim.
Saat sampai di rumah korban, warga tersebut langsung melihat jasad Ranis tergeletak di lantai.
”Langsung lihat Ranis tewas tergeletak bersimbah darah di ruang tamu,” kata Madrozim.
Mengetahui kondisi korban yang sudah tak bernyawa, warga sekitar langsung melaporkan kasus tersebut pada Bhabinkamtibmas Polsek Dukun.
Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro sedang melihat kondisi korban.
Berdasarkan keterangan dari sejumlah saksi dan kepolisian, diketahui bahwa pelaku diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro melalui keterangan singkatnya.
“Pelaku diduga mengalami depresi. Masih kami lakukan penyelidikan,” kata Wahyu.
Senada dengan keterangan kepolisian, Kepala Desa setempat, Madrozim juga turut membenarkan bahwa pelaku mengalami gangguan kejiwaan.
“Pelaku depresi karena stress,” jelas Madrozim.
Dari hasil oleh tempat kejadian perkara, dua senjata tajam jenis celurit diamankan oleh kepolisian.
Satu buah celurit adalah senjata tajam yang digunakan untuk membunuh korban, sementara satu celurit lain berada di sebelah rumah korban.
Sampai saat ini kepolisian masih terus mendalami dugaan gangguan jiwa yang diderita oleh pelaku. “Melakukan proses pemeriksaan, apakah yang bersangkutan gangguan jiwa, pelaku masih depresi, ” tutur Wahyu. (Dil)