MANAberita.com – PUSAT kota Kharkiv, Ukraina dihantam ledakan besar pada Selasa (1/3/2022) pagi waktu setempat. Ledakan itu merusak gedung bersejarah milik pemerintah provinsi dan mengenai warga sipil.
Dari rekaman CCTV menunjukkan, serangan itu menghantam persimpangan dekat gedung pemerintah Kharkiv. Sejumlah kendaraan sedang berjalan ketika serangan terjadi.
Melansir dari Kompas.tv, ledakan tersebut merusak gedung pemerintah yang merupakan peninggalan Uni Soviet. Sejumlah orang dilaporkan tertimpa reruntuhan bangunan.
“Kamu tidak bisa melihat ini tanpa menangis,” kata seorang saksi mata dalam rekaman video pasca-kejadian yang telah diverifikasi Associated Press.
Data awal dari badan tanggap darurat menyebut sedikitnya enam orang tewas dan 20 lain terluka. Total jumlah korban dalam serangan ini belum bisa dikonfirmasi. Jenis senjata yang digunakan Rusia pun belum diketahui.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berang atas serangan yang menghantam Alun-Alun Svobody Kharkiv pada Selasa (1/3) pagi. Ia menyebut serangan Rusia “teror tanpa tedeng aling-aling.”
“Tidak akan ada yang memaafkan. Tidak akan ada yang melupakan. Serangan di Kharkiv ini jelas kejahatan perang,” kata Zelensky.
Rusia selalu membantah kalau pihaknya menargetkan areal permukiman dan fasilitas sipil. Namun, sejak invasi meletus pada 24 Februari, setumpuk bukti serangan Rusia ke fasilitas sipil bermunculan.
Pada Senin (28/2) lalu, serangan roket Rusia menghantam areal permukiman di Kharkiv. Setidaknya 11 orang tewas akibat serangan tersebut.
Serangan artileri dan roket yang intens dari Rusia membuat warga Kharkiv ketakutan. Kota ini telah menjadi front sejak hari pertama.
“Ini mimpi buruk, dan ini membekapmu dari dalam dengan sangat kuat. Ini tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata,” ucap seorang warga Kharkiv, Ekaterina Babenko.
“Teman saya yang tinggal di areal Gorizont, beberapa jam lalu rumah di sampingya kena dan sejumlah lantai hancur. Dan untuk beberapa waktu, dia tidak bisa dihubungi. Itu adalah menit-menit yang menakutkan, sangat menakutkan,” imbuh Babenko.
[SAS]