Manaberita.com – ANCAMAN covid-19 yang kian menaik setelah munculnya kasus baru yakni Omicron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan kabar yang menenangkan. Di antara kasus Omicron yang sudah terkonfirmasi, sebagian besar bergejala ringan.
Hal tersebut di sampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers perkembangan PPKM, seperti yang dilansir dari detik.com
“Yang kasusnya berat, sedang kritis, membutuhkan oksigen itu sekitar 8 persen-an,” ungkap Menkes Budi dalam konferensi pers perkembangan PPKM, Senin (31/1/2022).
Selain itu, angka kesembuhan pada varian Omicron cenderung lebih tinggi dibanding pada varian Delta. Oleh karenanya, pemerintah mengubah kebijakan bagi pasien bergejala ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Sementara itu, juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menegaskan peningkatan kasus COVID-19 belakangan ini terjadi karena kapasites testing yang memang meningkat. Kenaikan positivity rate justru membuktikan kemampuan deteksi yang baik.
“Peningkatan kuota testing dan tracing ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala COVID-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu,” terang dr Nadia.
“Hal ini penting untuk mencegah keterlambatan penanganan kasus mengingat varian Omicron yang memiliki persebaran lebih cepat namun cenderung tidak bergejala,” katanya.
Meski demikian, antisipasi tetap dilakukan. Pemerintah menyampaikan total ketersediaan tempat tidur perawatan COVID-19 saat ini berjumlah 78.825 dan masih bisa ditingkatkan menjadi 156.847 tempat tidur. Di Jakarta sendiri, BOR di 196 rumah sakit ada di angka 6.496 dari 13.777 kapasitas yang tersedia.
“Dalam kondisi yang dibutuhkan, BOR di Jakarta dapat dikondisikan hingga mencapai 21.000. Jadi, tidak perlu terlalu khawatir, kapasitasnya masih cukup banyak,” kata dr Nadia.
Menkes berpesan untuk tidak jumawa. Selengkapnya di halaman berikut.
Di samping kabar baik, ada juga pesan penting yang disampaikan Menkes Budi. Menurutnya, data di berbagai negara menunjukkan amukan Omicron bisa 2-3 kali lipat dibandingkan varian Delta.
Di Brazil, lonjakan Omicron saat ini mencapai 190 ribu kasus per hari. Sebagai pembanding, negara ini mengalami puncak gelombang Delta di angka 80 ribu per hari. Demikian juga Jepang yang kini menghadapi lonjakan 65 ribu per hari, sedangkan saat diamuk gelombang Delta angkanya hanya 25 ribu per hari.
“Melihat kasus seperti ini karena banyak ketidakpastiannya lebih baik kita hati-hati, kita waspada, kita tidak usah jumawa, laksanakan protokol kesehatan, hindari kerumunan dan kurangi mobilitas,” pesan Menkes Budi.
[rik]