MANAberita.com — DARI sebuah studi yang pernah dilakukan, wanita dianggap lebih rentan mengalami depresi daripada pria. Bahkan, risiko wanita mengalami depresi dua kali lebih besar dari wanita. Dengan risiko yang cukup besar ini wanita akan mengalami masalah yang cukup serius sehingga mereka atau pasangan harus lebih waspada.
Nah, ternyata risiko wanita mengalami depresi lebih hebat dari pria tidak terjadi begitu saja tanpa sebab. Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan wanita mengalami depresi. Berikut beberapa faktor risiko yang harus lebih diwaspadai oleh wanita.
– Menstruasi
Setiap bulan wanita akan mengalami menstruasi secara rutin. Setiap akan mengalami menstruasi wanita akan mengalami PMS dengan efek yang bervariasi. Ada wanita yang tidak begitu menderita dengan PMS dan tetap bisa menjalankan kegiatan sehari-harinya. Namun, tidak sedikit dari wanita yang merasa menderita dengan kondisi ini.
PMS yang terjadi pada wanita menyebabkan banyak sekali masalah mulai dari perasaan tidak nyaman, sering berubah perasaan hatinya, merasa cemas, dan akhirnya menyebabkan wanita mengalami depresi. Saat wanita mengalami PMS, mereka disarankan untuk lebih sering berkomunikasi atau bergaul agar tidak merasa sendiri.
– Kehamilan
Wanita yang hamil akan mengalami perubahan hormon di dalam tubuhnya. Perubahan hormon ini menyebabkan emosi dari wanita berubah sehingga tidak sedikit dari mereka yang mengalami depresi atau stres yang berlebihan.
Wanita yang sedang hamil tidak diperbolehkan mengalami stres yang berlebihan. Kalau wanita mengalami stres sepanjang hamil, kemungkinan terjadi masalah pada janin akan terjadi. Jadi, suami harus bisa membuat suasana hati dari pasangannya agar terus stabil setiap saat.
– Menjelang menopause
Masalah hormonal selalu menjadi isu yang cukup serius pada wanita. Naik dan turunnya estrogen bisa membuat wanita mengalami gangguan suasana hati sehingga kemungkinan alami depresi cukup besar.
Saat wanita mulai tua, mereka akan mengalami menopause. Nah, menjelang menopause ini penurunan estrogen terjadi cukup besar. Penurunan ini menyebabkan wanita mengalami depresi yang sangat kuat dan perlahan-lahan hilang saat wanita mencapai fase menopause sempurna.
– Genetis
Wanita yang memiliki riwayat keluarga memiliki gangguan depresi akan lebih besar mengalami kondisi ini dibanding pria. Terlebih wanita memiliki fluktuasi hormon yang jauh lebih sering dibandingkan pria.
– Puber
Kondisi puber ini hampir sama dengan menopause. Perubahan hormon yang cukup signifikan bisa membuat wanita mengalami depresi yang cukup besar. Depresi ini juga dipicu pada perubahan bentuk tubuh hingga menstruasi. Oleh karena itu wanita yang baru saja puber biasanya butuh bimbingan yang cukup kuat dari orang tuanya.
– Tekanan pekerjaan
Pria cenderung lebih santai menghadapi masalah pada pekerjaan. Meski cukup mengganggu pria bisa memisahkan mana yang harus dipikirkan dan mana yang tidak. Dengan sifat seperti ini pria cenderung bisa menangkal depresi sementara wanita justru susah melakukannya. Tekanan pada pekerjaan justru terus dipikirkan dan membuat mereka merasa tidak tenang setiap saat.
– Masalah dengan keluarga
Seperti halnya dengan poin sebelumnya, masalah keluarga seperti pertengkaran dengan pasangan juga bisa memicu wanita mengalami gangguan pada tubuhnya. Gangguan ini bisa berupa perasaan tidak semangat, selalu sedih, dan akhirnya membentuk depresi perlahan-lahan.
Kalau ada masalah dengan keluarga, wanita disarankan untuk lebih mau berkomunikasi dengan pasangan. Dengan komunikasi ini peluang masalah terselesaikan dan penurunan depresi cukup tinggi.
Inilah beberapa faktor risiko yang menyebabkan wanita mengalami gangguan depresi yang cukup akut. Semoga bermanfaat untuk kita semuanya dan bisa mengatasi depresi dengan mudah.
(Sumber: Dokter sehat)