Mulai Menyeberang ke Ukraina Pasukan Darat Rusia

Manaberita.com -Perang antara Rusia-Ukraina semakin memanas setelah dijatuhkannya bom di beberapa kota yang berada di ukraina. Suara ledakan terdengar di Kramatorsk, Kharkiv, Odessa, Mariupol, dan ibu kota Kiev, kota–kota tersebut merupakan kota besar yang ada di Ukraina.

Bom tersebut diluncurkan setelah Presiden Rusia yaitu Vladimir Putin, mendeklarasikan perang dengan Ukraina pada rabu (23/02).

Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/02), Penduduk diminta untuk menyelamatkan diri. Serangan ini menyebabkan sedikitnya 40 tentara Ukraina dan 10 warga sipil tewas.

Serangan udara Rusia menghantam fasilitas militer di seluruh negeri. Pasukan darat bergerak dari utara, selatan dan timur, sehingga memicu kecaman dari para pemimpin Barat dan mendapatkan peringatan sanksi skala besar.

Diplomasi yang intens telah dijalani selama berminggu-minggu untuk mencegah perang, namun gagal menghalangi Putin, yang telah mengumpulkan lebih dari 150.000 tentara di sepanjang perbatasan Ukraina.

Baca Juga:
AS Tidak Ingin Rusia Menggertak Tetangganya

“Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba di Twitter.

Rusia menyerang “infrastruktur militer” negaranya, sehingga Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan darurat militer dan mendesak warga untuk tidak panik dan bersumpah untuk menang.

Bandara internasional utama Kiev dilanda pengebomam kembali sejak Perang Dunia II dan sirene serangan udara terdengar di atas ibu kota saat fajar menyingsing.

“Saya terbangun karena suara bom. Saya mengemasi tas dan mencoba melarikan diri,” kata Maria Kashkoska, ketika berlindung di dalam stasiun metro Kiev.

Di Ukraina timur, tepatnya kota Chuhuiv, seorang putra menangisi jenazah ayahnya yang berada di antara puing-puing serangan rudal di suatu perumahan.

Baca Juga:
Assad Menyambut Pangkalan Baru Rusia di Suriah Setelah Pertemuan Putin

Dalam beberapa jam setelah pidato Putin, kementerian pertahanan Rusia mengatakan telah menetralisir pangkalan udara militer Ukraina dan sistem pertahanan udaranya.

Ukraina mengatakan tank dan alat berat Rusia melintasi perbatasan di beberapa wilayah utara, timur serta dari Semenanjung Krimea.

Pertempuran itu mengguncang pasar keuangan global,seperti saham jatuh dan harga minyak melonjak melewati $100. Rubel Rusia turun sembilan persen terhadap dolar setelah serangan itu dan Bursa Efek Moskow turun lebih dari 25 persen.

Dalam pidatonya yang disiarkan televisi, Putin membenarkan operasi tersebut dengan mengklaim bahwa pemerintah sedang mengawasi “genosida” di timur negara itu.

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Zelensky setelah operasi Rusia dan menjanjikan “dukungan” dan “bantuan” dari AS. Biden mengutuk “serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia,” dan bersumpah Rusia akan bertanggung jawab.

Baca Juga:
Oposisi Angola, Partai UNITA, Tolak Hasil Pemilu Karena ‘Kesalahan Penghitungan’

Biden akan bergabung dengan pertemuan tertutup para pemimpin G7 – Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat – pada hari Kamis, kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia.

Di Brussel, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Rusia menghadapi “isolasi yang belum pernah terjadi sebelumnya” dan akan terkena “sanksi besar” yang pernah diberlakukan Uni Eropa.

Anggota NATO Polandia mengatakan pihaknya menerapkan Pasal 4 Perjanjian NATO, menyerukan konsultasi mendesak di antara para pemimpin aliansi militer Barat. Lithuania bergabung dengan seruan Polandia dan mengatakan akan memberlakukan keadaan darurat nasional.

Ukraina memiliki sekitar 200.000 personel militer, dapat meningkatkannya dengan 250.000 personel cadangan. Pasukan total Moskow jauh lebih besar, sekitar satu juta personel tugas aktif telah dimodernisasi dan dipersenjatai kembali dalam beberapa tahun terakhir.

Tetapi Ukraina telah menerima senjata anti-tank canggih dan beberapa drone dari anggota NATO. Lebih banyak yang dijanjikan ketika sekutu mencoba untuk mencegah serangan Rusia.

Baca Juga:
Dalam Proyek Perluasan Gas Qatar, TotalEnergies Menginvestasikan $1,5 Miliar

Rusia telah lama menuntut agar Ukraina dilarang bergabung dengan aliansi NATO dan pasukan AS ditarik dari Eropa Timur. Putin minggu ini menetapkan sejumlah persyaratan ketat jika Barat ingin mengurangi eskalasi krisis, dengan mengatakan Ukraina harus menghentikan ambisi NATO-nya dan menjadi netral.

“Tujuan Putin adalah untuk mengakhiri keberadaan Ukraina,” kata Tatyana Stanovaya, pendiri konsultan politik R.Politik Center dan sarjana non-residen di Carnegie Moscow Center.

“Ada kemungkinan bahwa timur Ukraina akan berada di bawah kendali Rusia,” katanya, menambahkan: “Saya tidak dapat melihat apa pun yang akan menghentikan Rusia sekarang”.

Sumber: ndtv

[Bil]

Komentar

Terbaru