MANAberita.com – WALAUPUN polisi sudah bekerja keras dalam memerangi tindak kejahatan di Metropolis dan sudah berhasil menangkap ratusan pelaku namun hal itu sepertinya tidak menyusutkan niat pelaku-pelaku lainnya. Mereka masih terus beraksi, seakan tidak ada rasa takutnya. Ini terbukti masih banyaknya warga Kota Palembang yang menjadi korban kejahatan.
Seorang pengusaha Tasbih asal Jember, Wahyu Kurniawan (18), warga Dusun Krajan RT 003 Kelurahan Tutul, Kecamatan Balung Jember, Jawa Timur, Selasa (14/3/17) sekitar pukul 18.30 WIB menjadi korban penodongan.
Hal ini terungkap setelah korban yang ditemani orang tuanya Suyono (49) mendatangi Mapolresta Palembang, Selasa (14/3/17) sekitar pukul 20.00 WIB untuk melaporkan kejadian tersebut.
Dijelaskan oleh Suyono, kejadiannya bermula saat dirinya baru tiba dari Jawa dengan menumpang Bus turun di terminal Karya Jaya. Selanjutnya korban naik angkot dan berhenti didepan Monpera.
“Kami bawa tasbih pak, tadinya mau diantarkan kepada pelanggan dikawasan Jalan Tengkuruk. Tiba didepan Monpera, saya mau naik becak tapi tiba-tiba datang bentor yang menyalip dan langsung menaikkan barang-barang kami,” ungkap Suyono.
Dilanjutkan oleh Suyono, sempat terjadi keributan antara tukang becak dengan tukang bentor yang nyerobot penumpang tersebut, tapi karena tukang bentor terlihat seperti mabuk karena aroma mulutnya bau minuman keras dan mengeluarkan pisau, tukang becak lainnya jadi takut dan memilih untuk mengalah.
“Saya minta antarkan barang-barang tersebut ke Penginapan Kurnia bersama anak saya pak, sementara saya jalan kaki. Setibanya saya di penginapan, anak saya belum nyampe lalu saya telpon. Ternyata anak saya ditodong pak, diturunkan didekat Restoran Selatan Indah,” jelas Suyono.
Ditambahkan oleh Wahyu, waktu dirinya ikut bentor itu, ia diturunkan didekat lampu merah depan Restoran Selatan Indah. “Dia paksa saya turun pak sambil mengeluarkan pisau, kalau tidak saya akan dibacok,” kata Wahyu.
Ketika ditanya jumlahnya, Suyono menerangkan ada 250 kodi tasbih yang ia bawa dengan berbagai jenis dan bahan. Jumlahnya mencapai Rp 20 juta. “Macam-macam pak, ada yang dari kayu biasa, ada yang dari kayu cendana dan ada juga tasbih kaoka,” aku Suyono.
(wiwit).
MANAberita.com