MANAberita.com – MEMBANGUN keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah tentu menjadi tujuan setiap keluarga Islam. Jika keluarga diibaratkan sebagai sebuah kapal yang sedang mengarungi lautan, maka suami adalah nahkoda yang mengendalikan kapal tersebut, sedangkan istri adalah awak kapal yang membantu suami sehingga kapal tetap aman.
Agar bisa sampai pada tujuan, tentu saja dibutuhkan nahkoda kapal yang baik. Banyak yang mengatakan, tak mudah untuk bisa mewujudkannya. Benarkah demikian? Simak tips berikut agar Anda bisa menjadi seorang suami yang baik menurut Islam, dilansir dari cintaihidup.com.
- Memiliki iman dan takwa
Seorang suami yang baik menurut Islam adalah mereka yang selalu taat pada Allah. Imannya yang kuat pada sang Pencipta membuatnya tak pernah lalai menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Bila suami selalu rajin beribadah, segala urusan pribadi maupun urusan keluarganya akan dimudahkan oleh Allah.
2. Memiliki akhlak mulia
Dengan memiliki akhlak mulia, suami akan selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain maupun dengan Allah. Memiliki akhlak mulia juga berarti menghindarkan diri dari perbuatan dan perkataan yang kotor. Suami yang berakhlak mulia akan selalu lembut dan baik kepada istrinya.
3. Menjadi pemimpin keluarga
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa suami adalah seorang nahkoda yang memimpin perjalanan mengarungi lautan agar sampai pada tujuan yaitu keluarga yang sakinah, mawadah, dan wa rahmah. Menurut Islam, kelak di akhirat nanti suami akan dimintai pertanggungjawabannya sebagai seorang pemimpin keluarga. Ia harus bisa membahagiakan istri dan anak-anaknya. Suami juga harus bisa membuat keputusan-keputusan yang memperhatikan hak dan kewajiban setiap anggota keluarga.
4. Memberikan nafkah yang halal
Seorang suami yang baik wajib menafkahi keluarganya dengan cara-cara yang halal, termasuk memberikan makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak. Pemberian nafkah harus sesuai dengan kebutuhan, tidak berlebihan dan tidak kekurangan.
5. Menjadi teladan bagi istri dan anak-anaknya
Suami memiliki tanggung jawab dalam menjaga keutuhan keluarga. Ia harus bisa membagikan ilmu agama dan sifat-sifat baik kepada istri dan anak-anaknya. Seorang suami diharapkan mampu membawa keluarganya pada kesuksesan di dunia maupun di akhirat.
6. Berhusnudzon dan memuliakan istri
Dengan memiliki akhlak mulia, suami akan selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain maupun dengan Allah. Memiliki akhlak mulia juga berarti menghindarkan diri dari perbuatan dan perkataan yang kotor. Suami yang berakhlak mulia akan selalu lembut dan baik kepada istrinya.
7. Menjaga penampilan
Menjaga penampilan berarti tampil rapi, bersih dan wangi. Selain itu, seorang suami yang baik juga harus bisa memantaskan diri dalam berpakaian sesuai syariat Islam. Mengapa demikian? Karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Bila suami tampil bersih dan berpakaian pantas, tentu akan menumbuhkan kenyamanan dalam keluarga. Seperti halnya suami yang menginginkan istri tampil cantik, begitu pula istri pun ingin agar suami dapat menjaga penampilannya.
8. Tidak mengumbar aib keluarga
Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang seseorang terjebak oleh keinginan mengumbar kekurangan pasangannya. Seorang suami yang baik menurut Islam tidak boleh mengumbar aib keluarga. Keluh kesah mengenai hal-hal buruk istri justru menjadi pertanda kurang baik bagi keharmonisan keluarga. Bukankah sejak awal saat Anda memintanya sebagai istri, Anda sudah siap menerimanya dengan segala kelebihan maupun kekurangannya? Maka bila suatu kali Anda tergoda untuk membicarakan kekurangan istri, ingat lagi komitmen perkawinan Anda.
9. Selalu menepati janji
Karakter inilah yang harus dimiliki oleh seorang suami Islam yang baik. Ia harus selalu bisa memanfaatkan waktu dengan baik dan harus bisa menepati janjinya kepada siapa pun. Dalam Islam, waktu amatlah berharga sehingga manusia harus bisa memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin, senggang sebelum sibuk, dan hidup sebelum mati.
- Membantu istri melakukan pekerjaan rumah
Masih banyak yang menganut paham bahwa pekerjaan rumah tangga biarlah menjadi urusan istri semata. Padahal untuk menjaga keharmonisan keluarga dibutuhkan kerjasama yang baik antara suami dan istri. Sebagai bentuk kepedulian Anda terhadap istri, bantulah ia mengerjakan pekerjaan rumah saat Anda memiliki kesempatan. Dengan begitu, Anda telah menjadi seorang suami yang baik di mata istri.
- Mendidik anak-anak dengan baik
Sama halnya dengan poin sebelumnya, dibutuhkan peran suami dalam mendidik anak-anak. Suami yang baik adalah yang bisa membuat anak-anaknya mencintai ilmu serta mengamalkannya bagi bangsa, negara, dan agamanya. Mendidik keluarga dengan ajaran Islam dan mengajak mereka menjalankan perintah Allah akan menjaga mereka dari api neraka.
- Berkata jujur
Berkata terus terang dan tidak berbohong adalah salah satu sifat penting karena orang yang berbohong tidak ada nilainya dalam Islam. Seorang suami yang baik adalah yang selalu berkata jujur dan tidak menutupi apa pun dari istrinya.
- Meluangkan waktu untuk istrinya
Tersenyumlah dan peluklah istri Anda sesering mungkin. Ungkapkan rasa cinta dan terima kasih Anda atas semua yang telah istri Anda lakukan. Suami yang baik akan selalu meluangkan waktu untuk bercanda dan mendengarkan apa yang menjadi permintaan istrinya.
- Selalu mendoakan istri dan anak-anak
Dengan memiliki akhlak mulia, suami akan selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain maupun dengan Allah. Memiliki akhlak mulia juga berarti menghindarkan diri dari perbuatan dan perkataan yang kotor. Suami yang berakhlak mulia akan selalu lembut dan baik kepada istrinya.
- Setia
Last but not least, kesetiaan amat diperlukan dalam sebuah perkawinan. Seorang suami yang baik harus bisa menjaga perasaan istrinya. Ia tidak mencari-cari perhatian dari wanita lain dan tidak berselingkuh. Suami yang baik bertanggung jawab menjaga keutuhan keluarga.
Demikian tips-tips yang dapat Anda terapkan agar menjadi seorang suami dan kepala keluarga yang baik sesuai dengan ajaran Islam. Memang terlihat sulit, namun dengan ijin dari Allah, niscaya Anda bisa mempraktekkannya. (Int)