Kenapa Buaya Akhir-Akhir ini Sering Muncul dan Memakan Manusia?

  • Selasa, 10 Juli 2018 - 16:22 WIB
  • Viral
Buaya makan manusia

MANAberita.com — SETIDAKNYA ada dua kasus manusia diserang buaya pada minggu ini. Yakni menimpa Yadi (11) dan Alif (18). Yadi sendiri berhasil diselamatkan usai aksi heroik sang ibu yang nekat terjun ke sungai dan menarik anaknya dari mulu buaya. Namun, Alif tak dapat diselamatkan dan berada dalam mulut buaya selama 2 hari.

Peristiwa ini menjadi perhatian publik dan bertanya-tanya kenapa kasus buaya saat ini seperti tengah ‘booming’ dan kemunculan reptil raksasa itu ditempat yang tak terduga, salah satunya di kali Grogol, yang mana tempat tersebut sudah tercemar.

Mengutip Kompas.com, Peneliti utama Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesa (LIPI), Hellen Kurniati, mengatakan, hal itu bisa terjadi karena buaya telah kehilangan ikan sebagai pakan alaminya. Populasi ikan di sungai Mahakam, misalnya, telah berkurang karena diambil oleh manusia.

Baca Juga:
Buset! Dijadikan Saksi, Begini Bayaran Via Vallen dan Nella Kharisma Promosikan Kosmetik Ilegal

“Selain itu, bulan ini adalah musim kawin buaya muara. Masa kawinnya bulan Agustus sampai Oktober saat musim kemarau, sungai tidak banjir,” kata Hellen.

Menurut Hellen, saat musim kemarau, buaya muara akan lebih sensitif sehingga lebih mudah menyerang manusia.

Hellen pun menyarankan, bila seekor buaya telah menyerang menusia, lebih baik buaya tersebut ditangkap dan dimasukan ke penangkaran. Sebab, buaya tidak lagi tertarik dengan ikan.

Baca Juga:
Waketum Partai Garuda Nilai Aksi Borong Tiket Sukseskan Formula E

“Saya tidak tahu itu mengapa. Jadi lebih baik ditangkap. Kalau tidak, dia akan mencari manusia lagi. Belajar dari kasus di Nusa Tenggara Timur, itu BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) akan cari,” ucap Hellen.

Menurut Hellen, jika buaya menyerang manusia, terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi. Pertama, korban akan tertelan habis masuk ke dalam perut buaya. Kedua, jasad korban masih bisa dikenali meski tubuhnya banyak bengalami kerusakan.

“Kalau lapar, korban dimakan habis. Kalau tidak lapar, itu biasanya manusia hanya dipatah-patahin,” tutupnya. (Dil)

Komentar

Terbaru