MANAberita.com – BERBAGAI pihak baik tingkat nasional maupun internasional menyoroti komitmen Pemkab Muba (Musi Banyuasin) dalam upaya pembangunan hijau berkelanjutan (sustainable) di Kabupaten Muba, kali ini komitmen sustainable di Bumi Serasan Sekate menjadi sorotan Forum Ekonomi Dunia yakni World Economic Forum (WEF).
Seperti diketahui Forum Ekonomi Dunia atau lebih dikenal dengan nama World Economic Forum (WEF) adalah sebuah yayasan organisasi non profit yang didirikan di Jenewa dan terkenal dengan pertemuan tahunannya di Davos, Swiss yang mana selalu mempertemukan para pemimpin atas bisnis dunia, pemimpin politik seluruh dunia, cendekiawan dan wartawan terpilih untuk mendiskusikan masalah penting yang dihadapi dunia termasuk kesehatan dan lingkungan.
Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, merupakan salah satu Daerah Di indonesia yang berkomitmen menggerakan pembangunan hijau berkelanjutan, Maka untuk memastikan kabar tersebut Director World Economic Forum (WEF), Mr Dominic Waughray meluangkan waktunya untuk terjun langsung bersama tim nya ke bumi “Serasan Sekate” untuk bertemu Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin dan pertemuan tersebut langsung diterima oleh bupati Musi banyuasin dan Stakeholders terkait, Pada hari Kamis (11/10) Ujar Mr Dominic saat diwawancara.
“Gaung komitmen pembangunan hijau berkelanjutan di Muba ini sudah terdengar di level dunia, dan kami tertarik untuk mengetahui lebih dalam upaya-upaya yang sudah dilakukan,” ujar Director WEF, Dominic Waughray.
Dikatakan, pihaknya juga ingin mengetahui tantangan ke depan yang akan dihadapi Pemkab Muba bersama petani musi banyuasin dalam upaya mempertahankan pembangunan hijau berkelanjutan.
“Kami kagum dan takjub dengan Muba ini, tentunya dalam upaya yang sudah dilakukan untuk mewujudkan pembangunan hijau yang berkelanjutan,” urainya.
Dominic menambahkan bahwa komitmen itu telah berjalan dengan baik dan diharapkan terus ditingkatkan kedepannya mengingat pembangunan hijau berkelanjutan bukan hanya tugas pemerintah daerah tetapi tugas dan komitmen kita semua sebagai warga dunia.
Sementara itu, dalam kesempatan tersebut, Bupati Muba Dodi Reza Alex Noerdin memaparkan upaya-upaya yang sudah dilakukan dalam mewujudkan pembangunan hijau berkelanjutan dan tantangan-tantangan yang dihadapi serta solusi yang akan dijalankan dengan program program yang menguntungkan baik bagi pemerintah daerah dan masyarakat Musi Banyuasin
“Seperti kita tahu bahwa, petani merupakan bagian dari masyarakat yang menjadi tulang punggung bagi sektor pertanian maupun perkebunan. Tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani adalah akses pendanaan untuk mengelola komoditas yang ingin mereka kembangkan,” imbuhnya.
Selain itu, Dodi Reza juga menjelaskan kepada director WEF Pemkab Muba terus berupaya untuk mengubah pola pikir petani sawit dan mengajak petani sawit untuk melaksanakan program program yang akan mendorong petani kita mengikuti pola yang dikehendaki pasar dunia.
Selain itu Dodi Reza menyebutkan bahwa proyek dan kemitraan adalah suatu hal yang saling berhubungan, bahwa proyek dapat berjalan dengan lancar dan sukses jika didukung dengan kemitraan yang kuat.
“Proyek dan kemitraan adalah hal yang sangat diperlukan khususnya dalam mencapai visi pembangunan berkelanjutan. Keselarasan adalah kuncinya agar terhindar dari ketimpangan kepentingan,” jelas Dodi.
Kemudian, pendekatan Yurisdiksi merupan jenis pendekatan yang mengintegrasikan berbagai aksi dan kolaborasi multipihak dengan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan dampak kolektif yang maksimal. Hal tersebut sangat berguna bagi masyarakat, karena pendekatan ini sangat efektif untuk memperkuat komunikasi yang ada agar tidak ada tumpang tindih kebijakan dan terintegrasinya sistem pemerintahan.
“Dampak positifnya adalah masyarakat sebagai konstituen dapat merasakan implementasi pendekatan tersebut baik dari segi aspek ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Dengan sistem kolaborasi yang digunakan dalam pendekatan jurisdiksi, maka persoalan dan kesenjangan antar sektor dapat terisi dengan baik serta meminimalisir ketidaksinambungan komunikasi yang sering terjadi sekarang,” jelasnya.
Selain itu tata kelola perkebunan yang dilaksanakan oleh petani swadaya juga akan memperkuat komitmen semua pihak terkhusus pemerintah dalam melacak suplai kelapa sawit atau VSA (verification soursing area) dari komoditas sawit.