Sudah Menikah Tapi Tetap Perawan? Mungkin Kamu Menderita Vaginismus, ini Penjelasannya

  • Selasa, 23 Oktober 2018 - 21:30 WIB
  • Seks
Kenali vaginimus
Kenali vaginimus

MANAberita.com — BANYAK wanita di dunia ini yang mengalami vaginismus. Angka penderita vaginismus diperkirakan mencapai 7-17% dari keseluruhan populasi perempuan. Wanita yang mengalami kondisi ini sangat sulit untuk berhubungan seks dengan pasangannya dan juga tidak bisa dilakukan pemeriksaan medis yang melalui vagina.

Beberapa wanita mengatakan penetrasi vagina sangat sulit terjadi, seperti menabrak tembok dan rasanya sangat menyakitkan. Hal ini tentu dapat membuat relationship dengan pasangan menjadi kurang harmonis. Ironisnya banyak wanita bersembunyi atau malu mengakui hal ini karena menganggap hal ini tabu untuk dibicarakan.

Nah, kalau kamu mengalami hal ini, ini hal-hal yang perlu kamu tahu tentang vaginismus.

1. Vaginismus itu penyakit

Menurut ICD-10 (International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problem) yang merupakan panduan penggolongan penyakit dari WHO (World Health Organization), Vaginismus merupakan penyakit pada organ sistem reproduksi. Sebagaimana disebutkan juga oleh praktisi medis vaginismus Indonesia dr. Robbi A.W., SpOG, vaginismus adalah kaku otot dinding vagina yang tidak dapat dikendalikan oleh penderitanya, sehingga mengakibatkan kendala maupun kegagalan penetrasi vagina.

Secara umum terdapat 2 tipe vaginismus yaitu vaginismus primer dan vaginismus sekunder. Vaginismus primer, seorang perempuan tidak dapat mengalami penetrasi sejak awal ia mengalami percobaan penetrasi. Sedangkan pada vaginismus sekunder, penderita sudah pernah mengalami penetrasi secara normal, namun setelah titik waktu tertentu ia mengalami vaginismus, sehingga mengalami kendala ataupun kegagalan penetrasi.

2. Penyebab vaginismus tidak diketahui

Tidak ada seorang pun tahu mengapa seorang wanita mengalami vaginismus. Beberapa orang mengatakan karena adanya trauma, didikan mengenai seks yang kurang benar sejak kecil yang menyebabkan ketakutan, tidak rileks ketika berhubungan, dan lain sebagainya.

Namun kenyataannya sampai sekarang penyebabnya belum diketahui secara pasti atau unknown. Banyak sekali wanita yang hidup normal tidak pernah mengalami trauma dan mendapatkan pendidikan seks yang benar tetap saja menderita vaginismus.

Baca Juga:
Astaghfirullah! Amankan Bentrok di Papua, Mata Polisi ini Tertusuk Anak Panah

3. Vaginismus bukan kesalahan si penderita

Banyak orang menyudutkan penderita vaginismus atas ketidakmampuannya untuk dilakukan penetrasi dengan asumsi karena faktor pikirannya sendiri, bahkan oleh tenaga medis sekalipun. Beberapa mengatakan karena wanita penderita kurang rileks. Yang lainnya mengatakan karena wanita penderita tidak menyadari kodratnya. Bahkan parahnya ada yang mengatakan wanita penderita kerasukan jin jahat. Namun kenyataannya ini bukan salah wanita penderita tersebut.

Pengakuan beberapa wanita penderita vaginismus, mereka telah meminum obat penenang, antidepressan, bahkan sampai ada yang mencoba untuk mabuk, namun pada kenyataannya penetrasi tetap tidak dapat dilakukan. Hal ini memang dikarenakan otot yang mengalami kekakuan pada vaginismus, adalah otot yang kerjanya tidak dapat dikontrol/dikendalikan oleh penderitanya.

4. Derajat keparahan vaginismus ada 5

Baca Juga:
Update! Kasus Positif Covid-19 Bertambah 5.104 Kasus

Menurut hasil publikasi ilmiah Peter T. Pacik pada tahun 2011, derajat keparahan Vaginismus dibagi menjadi 5 level. Derajat 1, kekakuan otot minimal dan dapat membaik setelah ditenangkan dan diberi pengertian sehingga wanita penderita dapat dilakukan pemeriksaan medis melalui vagina dengan tenang tanpa rasa nyeri. Derajat 2, kekakuan otot yang lebih luas, namun penderita tidak dapat tenang saat dilakukan pemeriksaan.

Derajat 3, kekakuan otot yang cukup parah dan wanita penderita akan mengangkat bokongnya ketika akan dilakukan pemeriksaan. Derajat 4, kekakuan otot yang parah, penderita akan menarik diri, mengangkat bokongnya, dan menutup paha rapat-rapat ketika akan dilakukan pemeriksaan.

Derajat tertinggi yaitu derajat 5, muncul reaksi tubuh secara menyeluruh, misalnya meningkatnya denyut jantung, nafas tidak teratur, gemetar, menangis, pingsan, bahkan hingga menendang dokter yang akan melakukan pemerikaan. Untuk mengetahui derajat keparahan, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung terhadap penderita.

5. Vaginismus dapat disembuhkan

Baca Juga:
Pelaku Perampokan Hingga Pemerkosaan Seorang Wanita di Tangerang di Tangkap

Kabar baiknya adalah vaginismus dapat disembuhkan. Cara penyembuhan vaginismus yang terbukti sangat menunjukkan keberhasilan adalah dengan latihan dilatasi yaitu kegiatan penetrasi buatan yang menggunakan alat batu (jari atau dilator). Namun beberapa wanita penderita vaginismus terutama yang menderita derajat keparahan tinggi memerlukan bantuan medis untuk dapat dilakukan proses dilatasi ini.

Prosedur medis ini dinamakan prosedur Dilatasi Berbantu, yang membuat penderita vaginismus dapat langsung melakukan latihan dilatasi mandiri dengan dilator terbesar tanpa takut, tanpa nyeri, dan tanpa paksa. Setelah dilakukan prosedur dilatasi berbantu, maka penderita dapat melakukan latihan dilatasi mandiri sampai siap melakukan hubungan seks dengan pasangan ataupun siap menjalani pemeriksaan medis yang melalui vagina.

Semoga tulisan di atas dapat membantu kamu lebih memahami mengenai vaginismus. Jangan ragu-ragu untuk segera berobat apabila kamu atau temanmu mengalami pengalaman seperti ini ya. (Zee)

(Sumber: IDNtimes)

Komentar

Terbaru