Ditempat ini, Korban Gantung Diri Dimakamkan Tanpa Kain Kafan dan Disucikan, Alasannya…

  • Minggu, 04 November 2018 - 12:18 WIB
  • Viral
Ilustrasi
Ilustrasi

MANAberita.com — PROSESI pemakaman pelaku gantung diri di Dusun Kayu Bimo, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari terbilang sangat berbeda dibanding dengan daerah lainnya. Pasalnya, warga Kayu Bimo yang meninggal karena gantung diri dimakamkan tanpa dimandikan dan dikafani terlebih dahulu.

Kepala Dusun Kayu Bimo, Sutino membenarkan hal tersebut. Menurutnya, tradisi pemakaman pelaku gantung diri tanpa dikafani dan dimandikan tercetus tiga tahun lalu, tepatnya saat salah seorang warga Kayu Bimo meninggal karena gantung diri.

“Tiga tahun lalu ada (seorang warga yang gantung diri) dan prosesi pemakamannya disucikan dulu. Tapi setelah itu jadi polemik dan timbul gejolak di warga, karena orang yang matinya tidak normal (Gantung diri) sebenarnya tidak perlu digitukan (Disucikan dan dikafani),” katanya, melansir Hetanews.

“Selain itu kalau meninggal karena gantung diri tidak pantas dimasukkan ke dalam rumah duka, dan hal itu disepakati warga Kayu Bimo sampai sekarang,” imbuhnya.

Lanjut pria bertubuh kurus ini, hal itu dibuktikan saat salah seorang warganya yakni Pawiro Karno (95) ditemukan meninggal karena gantung diri kemarin Rabu, (31/10). Diungkapkannya, setelah penemuan tersebut ia lantas menghubungi Polsek Tanjungsari dan Puskesmas Tanjungsari untuk dilakukan pemeriksaan secara medis.

Baca Juga:
Remaja 13 Tahun Diperkosa dan Lahirkan Bayi Kembar Tiga, Pelakunya Ternyata….

“Setelah dinyatakan orang medis murni gantung diri, kami langsung lepas tali tamparnya. Terus ditutupi kain jarik, dibungkus tikar mendong dan langsung dimasukkan ke dalam peti,” ucapnya.

“Tidak dikafani dan disucikan, pas dimasukkan ke dalam peti juga tetap mengenakan pakaian saat gantung diri itu. Setelah itu langsung dibawa ke kuburan untuk dimakamkan, yang memakamkan petinya dimasukkan ke liang lahat,” lanjutnya.

Disinggung mengenai warga Dusun Kayu Bimo yang menolak prosesi tersebut diungkapkannya tidak ada, bahkan pihak keluarga yang bersangkutan tidak mempermasalahkannya. Kendati demikian, diakuinya tetap ada orang yang kontra dengan cara tersebut.

“Saya yang bilangin ke keluarganya, dan keluarga (Pawiro mempersilahkan untuk dimakamkan seperti itu (Tidak menyucikan jenazah yang mati karena gantung diri). Di Dukuh lain yang ada di Tanjungsari juga seperti itu kalau makamkan orang gantung diri, tapi kemarin itu kebetulan terjadi di Kayu Bimo,” ujarnya.

Baca Juga:
Apa Selanjutnya Untuk Haiti, Setelah Tahun ‘Krisis Yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya’?

“Ya ada yang kontra tapi dari warga luar Kayu Bimo, kalau warga sini tidak ada yang kontra dengan adat tersebut,” imbuhnya.

Selain prosesi pemakaman yang terbilang unik, tempat yang digunakan untuk gantung diri beserta barang-barang milik Slamet turut dibersihkan dengan cara dibakar. Menurut Sutino, hal itu agar pulung gantung tidak mendatangi lagi rumah Pawiro.

“Gantung dirinya kan di kandang, kemarin sudah dirobohkan dan kayu untuk mengaitkan tali tampar itu dibakar semua. Baju dan kasur (Bekas milik Slamet) juga dibakar biar barang itu (Pulung gantung) tidak datang lagi,” ucapnya.

Untuk meyakinkan, Sutino mengajak wartawan ke lokasi yang digunakan untuk gantung diri. Kandang hewan ternak yang digunakan sebagai tempat gantung diri sudah tidak ada lagi. Selain itu, tampak pula asap mengepul dari pojokan luar rumah Pawiro, di mana asap itu merupakan sisa pembakaran kandang dan barang-barang milik Pawiro.

Baca Juga:
Usai Ditinggal Istri, Kini Sule Diganggu Sosok Mengerikan dan Mengganggu di Rumah Barunya

“Mengapa kita sepakati adat ini (Pemakaman tanpa disucikan terhadap pelaku gantung diri) karena untuk sanksi sosial di masyarakat. Selain itu buat peringatan ke masyarakat agar tidak melakukan hal seperti itu (Gantung diri),” katanya.

Sementara itu, Murwanti yang merupakan menantu Pawiro membenarkan bahwa pihak keluarga menyetujui proses pemakaman tersebut. Mengingat hal itu merupakan hasil kesepakatan bersama warga Kayu Bimo.

“Keluarga nurut saja apa yang disarankan pak Dukuh, memang sebaiknya seperti itu (Dimakamkan tanpa disucikan karena tidak normal meninggalnya). Kalau ditanya ikhlas ya diikhlas-ikhlaskan saja,” ujarnya.

“Barang-barang bekas milik bapak (Pawiro) juga sudah dibakar semua,” ujarnya lagi. (Zee)

Komentar

Terbaru