5 Alasan Orang Sabar Selalu Disakiti Saat Menjalin Hubungan

  • Minggu, 17 Maret 2019 - 22:46 WIB
  • Lifestyle
Ilustrasi

 

Ilustrasi

MANAberita.com — KENAPA sih orang sabar justru sering disakiti ketika menjalin hubungan?. Banyak jawaban yang bisa diberikan untuk pertanyaan tersebut berdasarkan cara berpikir masing-masing.

Tapi pada dasarnya hal itu terjadi karena adanya sebab kemudian menciptakan akibat. Kita tahu dalam kehidupan sehari-hari, sering sekali mendapati orang dengan sifat sabar tapi memiliki pasangan yang sering menyakitinya.

Apakah kesabaran itu yang kemudian menciptakan keinginan untuk menyakiti?, tidak begitu juga karena hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor. Maka agar lebih jelas, inilah penyebab orang sabar selalu disakiti berdasarkan dari banyak kemungkinan.

  1. Orang sabar itu memberikan dampak perubahan pemikiran kepada pasangan, bahwa apa yang dilakukan bukan merupakan sebuah kesalahan atau bentuk menyakiti. Sebagai contoh ketika orang sabar mendapati pasangan memiliki kedekatan dengan orang lain. Orang sabar menganggap hal itu normal dan wajar, sehingga tidak menunjukkan ekspresi marah atau tidak suka dengan hal itu. Dalam pemikiran pasangannya, merasa bahwa hal itu juga merupakan hal yang wajar karena menjadi pihak yang mengalami sendiri. Sedangkan kita yang pura-pura sabar, sebenarnya kecewa bahkan marah dan ada rasa cemburu. Tapi pasangan kita menganggap hal itu biasa saja sebab kita belum menunjukkan reaksi atas tindakannya.
  2. Orang sabar cenderung bisa menerima perlakuan buruk dari pasangan. Karena tidak ada niat untuk membela diri apalagi balik menyalahkan. Sehingga meskipun salah dalam memilih pasangan, orang sabar tetap bisa bertahan dalam kondisi apapun. Padahal kita yang kurang memiliki kesabaran, ketika diperlakukan buruk cenderung protes bahkan melawan. Bisa juga memberikan balasan kepada orang yang menyakiti agar merasakan hal yang kita rasakan juga. Bagi kita yang hanya pura-pura sabar juga demikian, tetap ada keinginan untuk membela diri atau melawan jika keadaan memungkinkan. Kita bukan benar-benar sabar, hanya menyadari bukan saat yang tepat untuk membela diri atau melawan.
  3. Sifat sabar mencerminkan pribadi yang baik, sehingga jarang memandang orang lain dengan cara berpikir yang buruk. Punya cara berpikir yang berbeda dari naluri orang biasa. Sehingga meskipun terlihat disakiti, orang sabar tidak menganggap bahwa itu sebagai niat untuk menyakiti. Rasa kecewa itu tetap ada tapi orang sabar mampu menyikapi dengan cara yang positif. Orang yang asli sabar bukan cuma pura-pura sabar, tentu memiliki prasangka baik kepada pasangannya. Mungkin sedang khilaf atau memang sudah menjadi sifat dasar yang sulit dirubah. Intinya orang sabar kadang merasa tidak disakiti meskipun ketika orang lain memandang hal itu, menganggap bahwa hal itu adalah bentuk menyakiti.
  4. Kesabaran sering sekali disalahartikan sebagai bentuk takut kehilangan atau benar-benar menginginkan. Sehingga ketika orang sabar punya pasangan tidak tahu diri, menciptakan pola pikir yang salah terhadap pasangannya. Pasangannya merasa diinginkan, hingga hal itu berdampak pada hasrat menjaga perasaan yang sangat tipis. Sehingga dengan mudah melakukan hal yang disenangi tanpa memikirkan perasaan orang sabar tersebut. Kalau kita, sepertinya justru sebaliknya. Karena rasa benar-benar menginginkan, takut kehilangan, dan terlalu sayang itu yang membuat kita terpaksa sabar menghadapi sikapnya.
  5. Kesabaran yang ditunjukkan menciptakan kesan tidak ada ancaman yang berarti, sehingga cenderung membuat pasangan tidak berpikir dampak atas apa yang dilakukan. Melakukan apa yang disukai tanpa berpikir resiko karena kebiasaan mendapat perlakuan yang penuh kesabaran. Sebab siapapun itu, pada dasarnya lebih suka memikirkan kesenangan diri sendiri. Untuk kita yang hanya pura-pura sabar atau terpaksa sabar, hanya berusaha menunjukkan kesan seolah tidak ada ancaman. Tapi kalau kita sudah marah, pasti ada keinginan kuat untuk menunjukkan resiko atas perbuatan pasangan.

Jadi intinya orang yang asli sabar sebenarnya tidak merasa disakiti meskipun bagi orang lain hal itu dianggap sebagai tindakan menyakiti. Maka kalau kita merasa sering disakiti meskipun tetap sabar dengannya, kita hanya terpaksa bersabar atau pura-pura sabar. Dalam hati kita sendiri, sebenarnya kesabaran itu tidak ada sama sekali. Kita hanya menunjukkan kesabaran dari tindakan padahal dalam hati tidak ada kesabaran yang sebenarnya.

Baca Juga:
Daripada Malu, Beginilah Cara Bersihkan Daki di Leher

Maka dari itu, semoga saja pasangan kita suatu saat nanti benar-benar memiliki kesabaran dari hati bukan hanya pura-pura sabar dalam menghadapi kita. Dan semoga kita juga bisa mengimbangi kesabaran itu hingga bahagia selamanya. Amin, sekian dan semoga bisa dipahami. (Ila)

(Sumber: Madjongke)

Komentar

Terbaru