MANAberita.com – SIAPA sih yang tidak mengenal Atta Halilintar. Youtubers muda yang berpenghasilan fantastis perbulan.
Nox Influencer mencatat estimasi pendapatan akun YouTube Atta Halilintar mencapai Rp 1,81 miliar per bulan, memakai nilai CPM yang sama dengan angka untuk akun YouTube Raffi dan Nagita.
Nox Influencer menghitung, pendapatan akun YouTube Atta per tahun mencapai Rp 21,7 miliar.
Jika Atta adalah influencer, pendapatan setiap video unggahannya diperkirakan mencapai Rp 204,2 juta dengan estimasi jumlah penayangan sebanyak 1,56 juta.
Lain lagi dengan estimasi perhitungan dari Purple Moon Promotional Product.
Atta menduduki posisi nomor delapan dalam daftar 10 YouTuber terkaya dengan penghasilan diperkirakan mencapai Rp 269 miliar per tahun.
Sementara estimasi penghasilannya per bulan adalah 1,3 juta poundsterling atau Rp 22,4 miliar
Namun itu adalah kisah setelah YouTuber Atta Halilintar sukses. Lantas bagaimana dengan masa lalunya?
Ternyata tak seperti dugaan banyak orang. Atta tak terlahir dari orangtua yang kaya raya.
Ia bahkan pernah bertahan hidup dengan menjual berbagai macam barang, tak hanya online tapi juga berjualan di terminal.
Bahkan, Atta pernah memutar otak untuk menampung makanan sisa yang hendak dibuang supaya bisa dimanfaatkan untuk dikonsumsi.
Melansir Tribun Jogja, Atta mengungkapkan cerita ini dalam program Okay Bos. Ia buka-bukaan soal kisah masa lalunya yang jauh dari mapan.
“Aku dulu jual simcard, aku sampai pernah post di Instagram foto aku 10 tahun lalu masih dagang di terminal-terminal. Simcard, jual (kartu) perdana,” kata Atta dalam video berjudul “Kisah Sedih Atta Halilintar”.
“Dulu waktu keluarga aku lagi jatuh, ada masalah, akhirnya aku pindah ke Malaysia. Itu jualannya di terminal Malaysia. Di negeri orang,” tambahnya.
Ia menjelaskan ketika itu, usaha orangtuanya sedang mengalami penurunan sehingga terpaksa menjadi kurir di Negeri Jiran.
Namun, penghasilan mereka menurut Atta tak cukup karena harus menghidupi sembilan anak. Karena itu, Atta memutuskan berdagang apa saja termasuk simcard untuk membantu orangtuanya menjadi tulang punggung keluarga.
“Kalau bicara momen-momen susah tuh aku agak-agak terenyuh sih. Dulu pernah sampai orangtua aku tuh kerja, tapi habis itu enggak tahu mau ngasih makan apa anaknya pada malam hari,” kata Atta.
Terkadang mereka makan satu dulang nasi, namun dengan hanya satu buah telur. Padahal anggota keluarga Atta berjumlah 11 orang.
Miris dengan kondisi itu, Atta mengatakan saat itu timbul ide di kepalanya untuk menampung makanan sisa yang dijual di supermarket dekat kediaman mereka.
“Kan di bawah itu ada supermarket. Tiap malam, mereka pasti buang ayam bakar atau roti atau apa pun itu ke dalam plastik dan habis itu dibuang ke tong sampah. Nah, aku punya ide, gimana sebelum makanan itu ke tong sampah, aku ambil, biar adik-adik aku bisa makan enak,” kata Atta.
“Dan orang enggak tahu cerita ini. Orang tahunya Atta Halilintar lahir dari anak orang kaya, sudah senang dari lahir. Padahal orang enggak tahu behind the story kenapa gue punya semangat kayak gini. (Orang tahunya) gue enggak pernah susah atau gue enggak pernah berjuang. Mungkin orang hanya bilang ini orang instan,” tambahnya. (Alz)