Begini Kronologi Penemuan Jasad Bayi yang Dibuang Santriwati di Pesantren Magetan

  • Senin, 23 Desember 2019 - 09:09 WIB
  • Kriminal
Santri pembunuh bayinya di pesantren
Santri pembunuh bayinya di pesantren

MANAberita.com — MENDALAMI agama sangatlah penting bagi banyak orang hingga mereka rela berguru atau nyantri di pondok pesantren.

Hal tersebut dimaksudkan agar seseorang dapat fokus mendalami ilmu agama tersebut.

Termasuk salah satu siswi di sebuah pondok pesantren yang ada di Magetan ini.

Bahkan di usia muda santri-santri rela untuk tidak pulang dan bertemu kedua orang tua demi mendalami ilmu agama.

Semuanya tersebut demi tetap bisa fokus untuk mendalami ilmu keagamaan yang bisa membawa mereka ke jalur kebaikan.

Namun bagaimana bila sebuah pondok pesantren yang harusnya menjadi tempat yang sakral dalam sebuah agama karena untuk memperdalam ilmu justru digunakan untuk hal yang tidak manusiawi.

Baca Juga:
Astaga! Dilarang Melihat Ponsel, Pria Asal Bengkulu Bunuh dan Belah Perut Istri yang Lagi Hamil tua

Lebih parahnya dijadikan tempat untuk menghabisi nyawa seseorang atau bahkan membuang mayat dari korban meninggal?

Dilansir dari Sosok.id, Kepolisian Resor Magetan, Jawa Timur, masih menyelidiki kasus tewasnya bayi yang baru dilahirkan di pondok pesantren di Kecamatan Plaosan.

Kasatreskrim Polres Magetan AKP Sukatni mengatakan, jasad bayi laki-laki tersebut ditemukan di antara tumpukan baju di dalam ember milik AF (20), salah satu siswi pondok tersebut.

“Kejadiannya Sabtu (21/12) kemarin. Bayi laki ditemukan meninggal dengan posisi tengkurap di antara tumpukan baju dalam ember oleh salah satu siswi pesantren,” ujarnya.

Baca Juga:
Inilah Ancaman Hukuman Mantan Oknum TNI Kendari yang Perkosa 6 Anak

Sukatni menambahkan, penemuan mayat bayi berawal ketika AS, salah satu siswi pondok yang akan mencuci baju pada Sabtu sekitar pukul 04.30 WIB.

AS melihat ember milik AF berisi baju berada di depan pintu masuk kamar mandi. Karena mengetahui temannya sedang sakit, AS berencana membantu mencuci baju AF.

“Karena baju di dalam ember tersebut banyak darah, maka saksi mengambil baju satu per satu.

Ketika baju terakhir diambil dari dalam ember, saksi melihat bayi laki laki dengan posisi tengkurap, yang diperkirakan sudah meninggal dunia,” imbuhnya.

Baca Juga:
Bachelet: Perempuan Harus Diberi Ruang Untuk Memimpin Jika Afghanistan Ingin Menemukan Perdamaian

Atas temuan mayat bayi laki-laki tersebut, AS kemudian melaporkan kepada pengurus pondok.

Pengurus pondok kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Plaosan.

Polisi yang menerima laporan kemudian mengevakuasi mayat bayi tersbeut ke RSUD Dr Sayidiman, Magetan, untuk divisum.

“Prosesnya masih permintaan keterangan para saksi dan menunggu hasil visum resmi mayat bayi maupun orangtua kandung yang diduga yang melahirkan,” ucap Sukatni. (Ila)

Komentar

Terbaru