Anggota DPR Ukraina Pilih Angkat Senjata Lawan Rusia dan Tolak Untuk Meninggalkan Kiev

Manaberita.com – OTORITAS Rusia telah memerintahkan wanita dan anak-anak untuk meninggalkan daerah perang. Akan tetapi untuk pria usia 18-60 tahun diminta tinggal untuk membantu tentara melawan pasukan Rusia.

Diketahui seorang anggota parlemen Ukraina yakni Kira Rudik, memilih mengangkat senjata ketimbang harus pergi meninggalkan ibu kota. Dia merasa harus melakukannya selama diperlukan hal tersebut diperlukan.

Melansir dari Merdeka.com, Kira Rudik, pemimpin partai Voice di parlemen Rada, mengatakan, dia yakin bisa menembak tentara Rusia jika ada yang datang ke rumahnya.

“Saya tidak punya rencana untuk pergi, ini kota saya, ini negara saya, dan saya berencana untuk mempertahankannya selama diperlukan,” katanya dikutip dari The Guardian, Senin (28/2), berbicara kepada BBC Radio Scotland.

“Tidak mungkin seorang diktator gila Rusia dapat mendorong saya menjauh dari tempat tinggal saya dan tempat yang saya cintai” terang dia lagi.

Rudik adalah salah satu dari banyak orang di Ukraina yang menerima tawaran mempersenjatai diri. Mereka bergabung dengan pasukan militer untuk memperkuat ibu kota.

Baca Juga:
Invasi Rusia: Keadaan Di Garis Terdepan

“Kami menerima senapan di parlemen Ukraina dan selama beberapa hari terakhir saya berlatih untuk menggunakannya. Jadi sekarang saya cukup yakin saya akan dapat menembak seseorang jika mereka datang ke rumah saya,” katanya.

“Saya mengumpulkan kru perlawanan yang sekarang terdiri dari 15 orang, dan kami mampu membela diri dan membantu tentara kami berpatroli di jalan-jalan.”

Dia memperkirakan invasi akan berlangsung antara 10 hari dan dua minggu, karena tingginya korban jiwa, moral rendah, dan ketidaksiapan Rusia untuk konflik berlarut-larut.

Serangan Rusia terhadap Ukraina tak kunjung mereda. Hari ini memasuki serangan hari kelima setelah serangan pertama dilakukan pada Kamis (24/2) lalu.

Baca Juga:
Bendera Merah Putih Berkibar di Bandara saat Jokowi Tiba di Moskow Rusia

Serangan militer Rusia mulai dilancarkan setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, memberikan komando.

Ibu Kota Kiev, Ukraina hari ini begitu porak poranda. Korban berjatuhan tidak terhindar.

Dilansir dari Reuters, Senin (28/2), Kementerian Kesehatan Ukraina menyebut 352 warga sipil ikut tewas akibat penyerangan membabi buta tersebut. Lebih menyedihkan mana kala 14 di antara korban tewas adalah anak-anak.

Sementara korban luka-luka mencapai ribuan. Data terkini 1.684 warga Ukraina mengalami luka-luka.

Baca Juga:
Protes Serangan ke Ukraina, Rusia Tangkap 1.700 Demonstran

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan serangan Rusia telah menghancurkan negaranya. Dia menyebut serangan Rusia sudah mengarah pada genosida.

“Ini teror. Mereka akan lebih mengebom kota-kota Ukraina kami, mereka akan membunuh anak-anak kami. Ini adalah kejahatan yang datang ke tanah kami dan harus dihancurkan,” kata Zelenskiy dalam pesan video singkat.

“Tindakan kriminal Rusia terhadap Ukraina menunjukkan tanda-tanda genosida,” tambahnya.

[Rik]

Komentar

Terbaru