Terdakwa Kasus Perkosa Belasan Santriwati, Herry Wirawan Divonis Seumur Hidup

Manaberita.com – HERRY Wirawan terdakwa kasus pemerkosaan terhadap belasan santri di Bandung divonis pidana penjara seumur hidup. Ia dinilai terbukti bersalah karena mencabuli belasan santri hingga beberapa anak didiknya itu melahirkan.

Hal tersebu disampaikan oleh ketua majelis hakim Yohannes Purnomo Suryo Adi, ia mengatakan bahwa terdakwa dijatuhkan hukuman pidana penjara seumur hidup.

“Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara seumur hidup,” kata ketua majelis hakim Yohannes Purnomo Suryo Adi di Pengadilan Negeri Bandung, Selasa (15/2).

Melansir dari CNNIndonesia, Herry dianggap melanggar Pasal 81 ayat (1), ayat (3), ayat (5) jo Pasal 76D Undang-undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Perlindungan Anak Jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Vonis majelis ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum. Sebelumnya, jaksa menuntut Herry dihukum mati karena mencabuli belasan santrinya hingga beberapa melahirkan.

Selain itu, jaksa juga menuntut hukuman tambahan kebiri kimia terhadap Herry. Kemudian hukuman pidana sebesar Rp500 juta serta kewajiban membayar restitusi kepada anak-anak korban yang totalnya mencapai Rp330 juta.

Baca Juga:
Waduh! Perusuh 6 Januari Divonis Lebih Dari Tujuh Tahun Oleh Pengadilan AS

Kemudian jaksa juga meminta majelis menyita aset yayasan milik Herry Wirawan. Penyitaan aset perlu dilakukan mengingat para korban memerlukan biaya hidup dan tanggungan.

Herry Wirawan telah mengakui seluruh perbuatannya terhadap para santrinya. Namun, ia berdalih khilaf melakukan pelecehan seksual kepada para anak didiknya tersebut.

Herry pun meminta keringanan hukuman kepada majelis hakim. Ia mengaku sebagai ayah harus mengurus dan membesarkan anaknya. Pria yang dikenal sebagai guru ngaji itu sudah memiliki satu istri dan tiga anak.

Baca Juga:
Mantan Tentara Daniel Penny Membela Chokehold Kereta Bawah Tanah NYC

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) tidak setuju dengan tuntutan hukuman mati terhadap Herry Wirawan. Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara mengatakan hukuman tersebut bertentangan dengan prinsip HAM.

“Komnas HAM tidak setuju penerapan hukuman mati karena bertentangan dengan prinsip HAM,” kata Beka, Rabu (12/1).

[RIK]

Komentar

Terbaru