Manaberita.com – INVASI Rusia ke Ukraina masih terus berlanjut, Amerika Serikat (AS) ketar-ketir dan menyampaikan kecurigaan bahwa China terbuka untuk memberikan Rusia bantuan militer dan keuangan.
Melansir dari CNN Indonesia, Pejabat militer AS menyatakan telah memiliki informasi atas indikasi tersebut. Informasi itu juga telah disampaikan kepada Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan negara-negara sekutu AS.
Namun, belum jelas apakah bantuan tersebut benar-benar akan diberikan China kepada Rusia.
Dalam pertemuan antara perwakilan AS dan China di Roma, Washington mengingatkan Beijing akan konsekuensi serius jika negara Komunis itu membantu Rusia.
China sendiri disebut-sebut masih berhati-hati dengan konsekuensi sanksi ekonomi jika membantu Rusia secara penuh.
Terlebih, masih ada silang pendapat di antara Partai Komunis China terkait bantuan militer maupun keuangan. Salah satu bantuan yang mungkin masih bisa dipenuhi China adalah dukungan logistik pangan untuk Rusia dalam menginvasi Ukraina.
Ancaman sanksi membuat China sedikit menahan keinginan mereka melakukan dukungan penuh untuk Rusia.
Para pejabat AS juga secara terpisah mengatakan kepada CNN bahwa Presiden China, Xi Jinping, kaget perang Rusia vs Ukraina membangkitkan kembali aliansi NATO.
“Ada kekhawatiran nyata oleh beberapa orang bahwa keterlibatan mereka (China) dapat merusak hubungan ekonomi dengan Barat yang menjadi sandaran China,” tutur pejabat anonim tersebut.
Rencana bantuan makanan yang diberikan China sendiri sekaligus memenuhi kebutuhan darurat pasukan Rusia di Ukraina.
Unit-unit pasukan Rusia yang dikerahkan di Ukraina melebihi stok logistik. Pasukan Rusia membobol toko kelontong untuk mencari makanan saat invasi berlangsung.
Bantuan makanan ke Rusia pun dianggap paling aman bagi China untuk menghindari sanksi dari AS dan negara-negara Barat.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bertemu diplomat senior China Yang Jiechi di Roma, Senin (14/3) waktu setempat. Pertemuan itu disebut membahas isu-isu substansial tentang invasi Rusia ke Ukraina.
“Kami memiliki kekhawatiran mendalam mengenai keselarasan China dengan Rusia,” kata salah satu pejabat senior AS mengenai pertemuan itu.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam kesempatan berbeda menggarisbawahi China yang sesungguhnya bisa memberikan pengaruh kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan perang dengan Ukraina.
(Rik)