Ketakutan Ketemu Sosok Ini! Inilah Kesaksian Dokter Jiwa Periksa Kondisi Ibu di Brebes yang Bunuh 3 Anaknya

  • Senin, 21 Maret 2022 - 23:30 WIB
  • Kriminal

Manaberita.com – SEORANG dokter jiwa dari RSUD Soeselo Slawi mengurai keterangan setalah memeriksa ibu muda pelaku pembunuhan 3 anaknya di Brebes, Kanti Utami.

Enggan melakukan tindakan gegabah, tim dokter jiwa rumah sakit itu secara bertahap akan menganalisa kondisi Kanti Utami yang telah melakukan perbuatan keji kepada ketiga anak kandungnya.

Melansir dari Tribunnewsbogor, Seperti diketahui, Kanti Utami nekat menggorok leher tiga anaknya, masing-masing berinisial AR (7), KS (10, dan EM (5) di rumahnya di Dukuh Sokawera, Desa Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Akibat kelakuan Kanti Utami, anak keduanya, AR tewas di tempat.

Sementara dua anak lainnya, KS dan EM berhasil selamat dan kini tengah menjalani perawatan.

Aksi sadis tersebut dilakukan wanita berusia 35 tahun itu di hari Minggu (20/3/2022) sekira pukul 04.00 WIB.

Usai diamankan Polres Brebes, Kanti Utami kini dirawat di RSUD Soeselo Slawi.

Khusus menangai Kanti Utami, tim dokter jiwa RSUD Soeselo Slawi dr. Glorio Immanuel SpKj pun mengurai analisa sementara perihal kondisi sang pembunuh.

“Pemeriksaannya masih tahap awal pemeriksaan. Pemeriksaan ini akan terdiri dari tiga hal, yakni pemeriksaan psikiatri, pemeriksaan profil kepribadian dan profil kecerdasan pasien,” ungkap Glorio Immanuel

Diakui Glorio Immanuel, pihak rumah sakit sampai saat ini masih dalam tahap pendekatan pada pasien.

Hal itu dilakukan agar pasien yakni pelaku pembunuhan, Kanti Utami mau terbuka.

Adapun kondisi pasien saat dibawa ke rumah sakit dalam keadaan normal.

Kanti Utami bisa menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan dokter jiwa.

Baca Juga:
Truk Muatan Hebel Mundur Lalu Tabrak Motor di Bogor Akibat Gagal Nanjak

“Pasien bisa menjawab dengan baik, sesuai pertanyaan. Tapi untuk pertanyaan tertentu, pasien belum bisa menjawab dengan alasan dia sudah lelah menjawab pertanyaan tersebut,” pungkas Glorio Immanuel.

Kendati dalam kondisi normal, Kanti Utami nyatanya masih diliputi perasaan takut.

Terutama saat bertemu atau ditemui laki-laki, Kanti Utami akan histeris ketakutan.

“Ada sepertinya ketakutan, bila ketemu orang, terutama kalau ketemu laki-laki. Kenapa ? Pasien belum mau cerita,” kata Glorio Immanuel.

dr Glorio Immanuel pun angkat bicara mengenai dugaan Kanti Utami tega menghabisi nyawa tiga anaknya.

Menurutnya, pasien mengaku tertekan karena sejak pandemi Covid-19 usaha yang dikelola bangkrut.

Baca Juga:
Mantap! FIFA Mengkonfirmasi Piala Dunia 2026 Diperluas Dengan Rekor 104 Pertandingan

Sehingga saat ini status pasien ( Kanti Utami) menganggur tidak memiliki pekerjaan.

Sedangkan untuk suaminya yang diketahui bernama Latif, saat ini masih bekerja di Jakarta.

“Iya, kemungkinan pemicunya karena faktor ekonomi, sesuai yang diceritakan oleh pasien. Paling tidak untuk diagnosa akhir membutuhkan waktu paling cepat tiga hari. Nantinya pemeriksaan dilakukan oleh tim, selesai pemeriksaan tim berkumpul, membahas hasilnya, kemudian hasil kami serahkan ke pihak kepolisian. Intinya pasien sampai saat ini masih menjalani perawatan di kami,” tandas Glorio Immanuel.

Sosok Kanti Umi

Tega melakukan aksi sadis bak orang tak waras, Kanti Umi ternyata pernah punya profesi bagus.

Hal tersebut diungkap oleh tetangganya bernama Sumarti.

Baca Juga:
Polisi Usir Warga yang Belum Vaksin Booster saat Antre BLT di Brebes

Untuk diketahui, pada saat kejadian, Sumarti sempat menyelamatkan nyawa anak-anak Kanti Umi.

Ia bahkan sempat menolong anak pelaku yang terakhir EM karena merintih kesakitan karena menderita luka di bagian leher sampai bawahnya.

“Jujur saya masih tidak menyangka, karena keseharian pelaku ini orangnya pendiam, tidak banyak ngomong, tidak pernah duduk main ke tetangga, dan sangat sayang kepada anak-anaknya. Saya juga tidak pernah mendengar pelaku memarahi anak-anaknya, kelihatan sayang sekali. Makannya warga sini masih sangat shock,” kata Sumarti

Diungkap Sumarti, Kanti Umi selama ini tinggal di rumah bersama bibi dan ketiga anaknya. Sedangkan sang suami bekerja di Jakarta.

Pelaku sebelumnya juga pernah bekerja di Jakarta sebagai makeup artis atau yang berkaitan dengan kecantikan, tapi karena alasan tertentu akhirnya terkena PHK dan kembali ke kampung halaman.

Tapi keduanya ( pelaku dan sang suami) merupakan asli warga Desa Tonjong, kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes.

Baca Juga:
Unggah Video Bahaya Filler dan Tanam Benang di Hidung, Dr. Tompi Bikin Netizen Ketakutan

“Kemungkinan pelaku ini kaget antara kehidupan di kota besar dengan desa lalu memicu depresi. Karena orangnya juga pendiam, jarang berinteraksi dengan tetangga, tapi ya kurang tahu pasti kenapanya,” imbuh Sumarti.

Pelaku Sebut Bisikan Gaib Jadi Pemicu Pembunuhan

Kasatreskrim Polres Brebes, AKP Syuaib Abdullah, angkat bicara terkait kasus pembunuhan tiga bocah oleh ibu kandungnya sendiri.

AKP Syuaib Abdullah mengakui bahwa pelaku yang merupakan ibu kandung korban sudah diamankan di Polsek Tonjong.

Hingga saat ini, pelaku masih dalam perjalanan menuju Polres Brebes bersama dengan para saksi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Sedangkan untuk kondisi kedua anak lainnya yang masih selamat, sejauh ini masih belum stabil dan dirujuk dari Puskesmas Tonjong ke RSU Siti Aminah Bumiayu.

Baca Juga:
Berniat Bersembunyi di Sumur Saat Ditagih Hutang, Pria di Brebes Malah Tewas Tenggelam

“Korban yang meninggal anak nomor dua dengan luka gorok dibagian leher, sedangkan yang anak pertama dan ketiga masih selamat. Untuk kondisinya berangsur sadar dan stabil. Tapi untuk penanganan lebih intensif, maka kedua anak tersebut dirujuk ke RSUD Margono Purwokerto,” ungkap AKP Syuaib Abdullah.

Saat ditanya apakah pelaku mengalami depresi atau tidak, AKP Syuaib menjelaskan bahwa sampai saat ini masih dalam proses penyelidikan sehingga belum bisa menyimpulkan kondisi pelaku.

Tapi sesuai keterangan pelaku, alasan mengapa ia tega melakukan penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa salah satu anaknya karena mendapat bisikan gaib.

Adapun sesuai keterangan warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP), keseharian pelaku tidak menunjukkan gelagat aneh atau normal seperti warga biasanya.

“Untuk pelaku apakah depresi atau tidak belum bisa kami pastikan karena masih dalam proses penyelidikan. Tapi sesuai pengakuan pelaku alasan dia melakukan aksi tersebut karena mendapat bisikan gaib,” jelas AKP Syuaib Abdullah.

(Rik)

Komentar

Terbaru