Manaberita.com – UNI Eropa memangkas pertumbuhan ekonomi 27 negara di tengah prospek perang Rusia yang berkelanjutan di Ukraina dan juga gangguan pada pasokan energi.
Dilansir ABC, Produk domestik bruto UE akan meningkat 2,7% tahun ini dan 2,3% pada tahun 2023, kata badan eksekutif blok tersebut pada hari Senin mengenai prediksi ekonomi pertamanya sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Prospek Komisi Eropa sebelumnya memperkirakan pertumbuhan 4% tahun ini dan 2,8% pada 2023. Ekonomi UE tumbuh 5,4% tahun lalu setelah resesi mendalam yang dipicu oleh pandemi COVID-19. PDB menyusut 5,9% pada tahun 2020.
“Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan tantangan baru, sama seperti serikat pekerja yang pulih dari dampak ekonomi pandemi,” kata komisi itu ketika merilis perkiraan tersebut. “Perang memperburuk hambatan yang sudah ada sebelumnya untuk pertumbuhan.”
Perang menggelapkan apa yang umumnya merupakan gambaran ekonomi yang cerah bagi UE. Awal tahun ini, pembuat kebijakan Eropa mengandalkan pertumbuhan yang solid, jika lebih lemah, sambil bergulat dengan lonjakan inflasi yang dipicu oleh tekanan energi global.
Sekarang, energi telah menjadi masalah utama bagi Uni Eropa karena mencari sanksi yang menolak Rusia puluhan miliar pendapatan perdagangan tanpa menjerumuskan negara-negara anggota ke dalam resesi. Melonjaknya harga energi mendorong rekor inflasi, membuat segalanya mulai dari makanan hingga perumahan menjadi lebih mahal.
Russia is the EU’s top supplier of oil, natural gas and coal, accounting for around a quarter of the bloc’s total energy. EU imports of energy from Russia last year totaled 99 billion euros ($103 billion), or 62% of the bloc’s purchases of Russian goods.
An EU ban on coal from Russia is due to start in August and a voluntary effort is underway to reduce demand for Russian natural gas by two-thirds this year. A proposed oil embargo has hit roadblocks amid reservations from some landlocked countries that are highly dependent on Russian oil, such as Hungary.
All of this has left the EU scrambling to secure alternative supplies of energy in the coming months, including from fossil-fuel exporting countries such as the United States and from domestic renewable sources meant to help the bloc achieve its longer-term climate goals.
[Bil]