Bulgaria Setuju Untuk Mengirim Peralatan Militer Berat ke Ukraina Untuk Pertama Kalinya Sejak Invasi, Kenapa?

Manaberita.com – MENYUSUL pemasangan pemerintahan baru yang pro-Barat, Bulgaria telah mengubah kebijakannya tentang pengiriman perangkat keras militer ke Kiev dengan menyetujui untuk memberi tentara Ukraina sekitar 100 pengangkut personel lapis baja. Pemerintahan sementara sebelumnya, yang diberlakukan oleh Presiden Rumen Radev, menolak pengiriman senjata langsung. Dia baru-baru ini mengklaim bahwa Ukraina harus menanggung beban kesalahan atas perang dan bahwa mempersenjatai Ukraina hanya akan memperpanjang konflik. Dia telah menyatakan simpati untuk Rusia.

Dilansir ABCnws, Rencana pemerintah untuk mengirim pengiriman pertama peralatan militer berat ke Ukraina sejak dimulainya perang telah disetujui oleh parlemen di Sofia pada Jumat malam. Peralatan tersebut tidak lagi diperlukan untuk kebutuhan Bulgaria, dan keputusan Parlemen menyatakan bahwa peralatan tersebut dapat menjadi bantuan yang signifikan bagi Ukraina dalam perjuangannya untuk mempertahankan kemerdekaan dan integritas teritorialnya setelah agresi Rusia yang tidak dapat dibenarkan dan tidak beralasan.

Kendaraan lapis baja buatan Soviet dikirim ke Bulgaria, sekutu Pakta Warsawa saat itu, pada 1980-an. Bulgaria yang menjadi anggota NATO pada 2004 masih menyimpan persediaan senjata buatan Uni Soviet dan memiliki sejumlah besar pabrik yang memproduksi amunisinya. Meskipun pemberian bantuan militer ke Ukraina pada prinsipnya telah disetujui oleh Parlemen pada akhir tahun lalu, diserahkan kepada eksekutif untuk menentukan secara spesifik bantuan ini, dan pemerintahan sebelumnya telah menolak gagasan tersebut karena kerusuhan politik baru-baru ini di Bulgaria.

Namun, kendaraan lapis baja, serta senjata dan suku cadang, sekarang dikirim ke Ukraina oleh pemerintahan baru, yang dipilih pada bulan Juni. Ivaylo Mirchev, seorang anggota parlemen liberal, mengatakan bahwa kami perlu memberikan pengangkut personel lapis baja Ukraina karena mereka berjuang untuk kebebasan kami dan kebebasan mereka sendiri. Partai Sosialis dan nasionalis pro-Moskow di Partai Kebangkitan, yang menentangnya, sama-sama mengkritik pilihan tersebut.

Baca Juga:
Ajang Pencarian Bibit Muda Berkualitas Dari Kejuaraan Bulutangkis Walikota Cup Yogyakarta

“Saya kira kami tidak dapat membantu Ukraina dengan keputusan militer atau mengirim peralatan militer, tetapi kami dapat membantunya sebagai mediator perdamaian, sebagai negara yang memiliki hubungan khusus dengan kedua belah pihak,” kata Kristian Vigenin, wakil ketua Majelis Nasional dan Partai Sosialis, pada hari Sabtu.

[Bil]

Komentar

Terbaru