MANAberita.com – DOKTER spesialis anak dari Universitas Sam Ratulangi Dr Ronald Rompies menyebutkan jika pemberian nutrisi yang tepat dapat mencegah terjadinya stunting pada anak.
“Pemberian nutrisi pada bayi dan anak terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal. Selain itu, deteksi dini gangguan berat badan penting untuk pencegahan stunting,” kata Ronald dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Ia juga menambahkan jika deteksi dini dapat dilakukan di posyandu dan jika tidak ada perbaikan segera rujuk ke puskesmas. Jika ditemukan kasus stunting atau tengkes, maka puskesmas akan langsung memberikan rujukan ke dokter spesialis anak.
Intervensi spesifik dengan pemberian nutrisi yang optimal yaitu Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dengan kandungan protein hewani, disertai susu formula standar atau susu khusus pada anak yang kekurangan gizi.
“Sinergi antara dinas kesehatan dan pemerintah kabupaten/kota terkait sangat diperlukan untuk intervensi spesifik dalam menurunkan prevalensi stunting tersebut,” kata dia.
Satuan Tugas Perlindungan Anak PP IDAI Dr Rachmat Sentika SpA MARS menjelaskan bahwa sistem rujukan pada kasus stunting harus dapat dilaksanakan hingga ke rumah sakit. Dukungan fasilitas layanan kesehatan primer dalam surveilans gizi, deteksi dan penemuan kasus di masyarakat sangat dibutuhkan.
“Perlu adanya sinergitas antara tenaga kesehatan fasilitas kesehatan tingkat pertama untuk menemukan risiko stunting,” kata Rachmat.
Direktur Medical Science Danone Indonesia Dr Ray W Basrowi mengatakan pihaknya berkomitmen dalam penurunan angka stunting di Tanah Air. Komitmen tersebut dilakukan dalam bentuk promosi pemberian ASI eksklusif bagi karyawan, mendukung berbagai macam riset tentang nutrisi pada anak-anak, program edukasi tenaga kesehatan berkelanjutan, serta program pemberdayaan masyarakat dan komunitas.
Sebelumnya, pihaknya melakukan seminar Tatalaksana Cegah Stunting Tenaga Kesehatan dalam Percepatan Penurunan Stunting Melalui Sistem Rujukan Berjenjang di Kota Tomohon Sulawesi Utara.
“Tugas kami di sini adalah mendekatkan sistem pelayanan dan akses dari semua jenis intervensi dan model-model yang telah sukses dilakukan di tempat lain,” kata Ray.
Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukkan prevalensi angka stunting di Sulawesi Utara berada pada angka 21,6 persen, dan Kota Tomohon berada pada angka 18,3 persen. Secara nasional, pemerintah menentukan target prevalensi stunting turun ke angka 14 persen pada tahun 2024.
(sas)