Manaberita.com – SEBANYAK 7 orang demontrasi kenaikan harga BBM di Palembang, Sumatera Selatan, ditangkap polisi usai kericuhan dan mengadang iring-iringan mobil Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin, Rabu (7/8) sore.
Wakapolda Sumsel Brigjen Rudi Setiawan menyebutkan aksi pedemo kemarin telah diketahui polisi namun aksi yang direncanakan di halaman Kantor Gubernur Sumsel mendadak berubah di Simpang Charitas.
“7-8 orang yang diamankan ini untuk didata dan dimintai keterangan kenapa unjuk rasanya berubah lokasi. Kami imbau untuk menyampaikan aspirasi silakan. Namun harus tertib dan ikuti aturan jangan sampai merugikan masyarakat umum,” ujar Rudi pada Rabu malam lalu.
Dilansir dari CNN Indonesia, Belum ada informasi terkini bagaimana nasib pedemo yang diamankan itu. Pertanyaan yang dilayangkan pada Kamis (8/8) pagi ini belum direspons.
Aksi para demonstran yang mengadang iring-iringan mobil Wapres Ma’ruf Amin terekam dalam video berdurasi 54 detik.
Saat kejadian iring-iringan mobil wapres melintas di Simpang Charitas usai kunjungan kerja di Palembang. Kemudian terlihat seorang pengunjuk rasa berpakaian hitam berlari ke depan kendaraan minibus hitam bernopol ‘Indonesia 2’ yang melewati kerumunan massa pedemo.
Mobil itu melambat saat pria pengunjuk rasa tersebut merentangkan tangan di depan kendaraan.
Akan tetapi momen itu tak berlangsung lama, usai salah seorang anggota polisi menyadari aksi pria tersebut dan memburunya hingga berlari menjauh dari mobil bernopol ‘Indonesia 2’ tersebut.
Mobil dan iring-iringan lainnya melaju lancar kembali ke arah Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, sementara massa tetap di simpang empat Charitas.
Pengunjuk rasa itu berasal dari elemen organisasi mahasiswa Cipayung Plus. Koordinator Lapangan Cipayung Plus Palembang Amir Iskandar mengatakan masyarakat marah atas kenaikan BBM.
“Harusnya BBM tetap disubsidi, harga tidak naik. Seharusnya ada antisipasi pemerintah dengan dana APBN. Jangan BBM yang dinaikan,” ujar dia.
Usai iring-iringan Wapres melaju, aksi massa unjuk rasa mulai tak terkendali, membakar ban, dan berujung ricuh. Tujuh orang pengunjuk rasa diamankan, beserta sejumlah batang bambu yang dibawa massa unjuk rasa.
Dari keterangan petugas kepolisian, tujuh orang tersebut merupakan mahasiswa dari Universitas PGRI, UIN Raden Fatah Palembang, dan juga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
(Rik)