MANAberita.com – ETILEN glikol diduga jadi pemicu kasus gagal ginjal akut di Indonesia. Kandungan zat satu ini diidentifikasi di beberapa obat sirup anak. Saat ini ditemukan sebanyak 15 dari 18 obat sirup positif mengandung etilen glikol.
Mengutip laman Wikipedia, etilen glikol (C2H6O2) merupakan senyawa organik yang bersifat ‘alkohol beracun’, biasanya digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester, industri pabrik, serta polietilena tereftalat (PET) yang digunakan pada botol plastik. Istilah ‘alkohol beracun’ sendiri merujuk pada beberapa jenis alkohol seperti metanol dan isopropil alkohol.
Pada dasarnya, etilen glikol merupakan cairan tidak berwarna yang memberikan rasa manis. Namun, terkadang kandungan satu ini juga kerap digunakan sebagai bahan pelarut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menegaskan bahwa etilen glikol memberikan efek racun pada manusia saat dikonsumsi. Adapun beberapa gejala yang umum diperlihatkan di antaranya:
- sakit perut;
- muntah;
- diare;
- sulit buang air kecil;
- sakit kepala;
- perubahan kondisi mental;
- cedera ginjal akut.
Masyarakat tentu perlu tahu apa itu etilen glikol dalam sirup obat dan apa yang membuatnya berbahaya.
Mengutip Science Direct, etilen glikol dimetabolisme oleh alkohol dan aldehida dehidrogenase untuk menghasilkan metabolit beracun.
Namun perlu dicatat, apa yang terjadi di Gambia dan Indonesia bukan kasus yang pertama. Jauh sebelum itu, kasus paparan senyawa berbahaya dalam obat juga pernah terjadi di Amerika Serikat.
Pada tahun 1937, AS menghadapi bencana obat besar-besaran. Diatilen glikol–senyawa yang mirip dengan etilen glikol–menjadi biang keroknya.
Dietilen glikol ditemukan dalam obat Elixir Sulfanilamide. Dietilen digunakan untuk melarutkan sulfanilamide.
Obat ini telah diuji untuk rasa, penampilan, dan aromanya. Namun, tidak untuk keamanan.
Akibatnya, 100 pasien meninggal dunia setelah mengalami kesakitan parah setelah meminum obat tersebut. Mayoritas korban adalah anak-anak yang sempat mengalami batuk dan sakit tenggorokan.
(sas)