Manaberita.com – KABID Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranoto meralat soal keterangan jumlah pekerja tewas pada saat terjadi bentrokan di pabrik smelter Nikel milik PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Didik sebelumnya mengatakan bahwa bentrokan itu mengakibatkan dua pekerja lokal dan satu tenaga kerja asing (TKA) meninggal dunia.
“Ralat untuk korban meninggal hanya dua orang, satu orang TKA dan satu orang pekerja lokal,” kata Didik kepada CNN Indonesia.
Namun Didik mengklaim belum tahu asal negara TKA yang tewas setelah bentrokan.
“Saya belum dapat identitasnya. Namun, korban hanya dua orang saja dari TKA dan pekerja lokal saja,” jelasnya.
Bentrokan yang menewaskan dua pekerja terjadi pada Sabtu (14/1) malam di area smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI).
Insiden ini disebut polisi dipicu lantaran pihak keamanan perusahaan menahan sekitar 500 pekerja masuk ke dalam pos 4 pabrik smelter milik PT GNI untuk melakukan aksi mogok kerja setelah tujuh dari delapan tuntutan mereka belum disetujui oleh pihak perusahaan.
“Karena dihalangi masuk sehingga ratusan pekerja itu melempari dan merusak kantor security. Kemudian mereka menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah,” ungkapnya.
Personel kepolisian bersama TNI yang tiba di lokasi, kata Didik, berusaha untuk menenangkan para pekerja, namun hal itu tidak diterima sehingga terjadi adu mulut yang berujung pada pelemparan ke arah petugas. Kemudian ada karyawan dari divisi dump truk yang melintas di lokasi aksi mogok bekerja.
“Para pekerja langsung menyerang pekerja yang tidak ikut aksi mogok sehingga terjadi bentrok mengakibatkan ada 3 orang pekerja dari divisi dump truk yang mengalami luka di bagian badan dan 3 unit kendaraan roda dua dirusak,” jelasnya.
Di waktu yang bersamaan, kata Didik, terjadi juga aksi saling kejar dan lempar yang mengakibatkan adanya korban meninggal dunia dari pihak pekerja.
Didik menuturkan bahwa bentrok itu dapat berhasil dikendalikan usai petugas kepolisian melerai dua kelompok pekerja yang terlibat bentrok dan mengimbau untuk membubarkan diri. Sementara untuk TKA diamankan dan dievakuasi di lokasi smelter 2 PT GNI.
Namun, aksi pembakaran mes karyawan yang dilakukan sekitar 500 massa pekerja kembali terjadi dan merusak 5 unit kendaraan milik PT GNI.
“Mess karyawan wanita nyaris ikut terbakar. Petugas berhasil evakuasi karyawan wanita yang berada di dalam mess. Kemudian ada 5 mobil yang dibakar,” tuturnya.
Aksi pekerja pun mendapatkan terhenti setelah petugas kepolisian yang menggunakan kendaraan taktis untuk menghalau pergerakan para pekerja dan menembakkan gas air mata untuk membubarkan aksi bentrokan tersebut.
“Mereka juga menyerang dan melempari petugas sehingga diberikan tembakan gas air mata. Ada 69 orang kita amankan bersama barang buktinya,” pungkasnya.
(Rik)