Manaberita.com – PASCA kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua Pegunungan, pada Kamis (23/2) lalu, sebanyak 920 warga masih mengungsi di markas TNI Kodim 1702/Jayawijaya.
“Sampai saat ini masih banyak yang mengungsi ke Makodim 1702/JWY. Jumlah pengungsi sampai saat ini 920 jiwa,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dikutip dari CNN Indonesia.
Herman menjelaskan warga mengungsi lantaran khawatir adanya insiden yang dapat menimbulkan kerusuhan susulan.
“Adanya kekhawatiran dari para pengungsi terutama yang dianggap warga pendatang akan adanya aksi atau tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan situasi mengarah ke kerusuhan susulan,” katanya.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo sebelumnya menjelaskan kericuhan yang sempat terjadi pada Kamis (23/2) sekitar pukul 12.30 WIT, berawal dari isu terkait penculikan anak.
Saat kejadian, Benny mengatakan aparat gabungan TNI-Polri sudah mencoba melakukan negosiasi agar isu penculikan dapat diselesaikan. Namun, kata dia, Kapolres Jayawijaya dan anggota gabungan yang berada di lokasi justru diserang menggunakan batu dan panah.
Benny mengaku petugas kemudian sudah mengeluarkan tembakan peringatan dengan harapan massa tak melakukan aksi penyerangan terhadap anggota.
Massa yang semakin anarkis tersebut tidak mau mendengar himbauan aparat dan tidak mau membubarkan diri saat diberi tembakan peringatan bahkan menyerang Aparat dengan panah.
Akibat bentrokan tersebut, ia mengatakan total terdapat 12 korban tewas. Rinciannya, 2 orang menjadi korban dari massa perusuh, sementara 10 lainnya berasal dari massa perusuh yang ditembak oleh petugas.
Selain itu, terdapat 32 orang korban luka-luka dan 13 rumah serta 2 ruko hangus dibakar oleh kelompok massa aksi.
(Rik)