Manaberita.com – GANJAR Pranowo, Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDIP buka suara terkait isu duet dirinya dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Ganjar mengatakan jika keputusan soal calon presiden merupakan hak prerogatif Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Akan tetapi, ia menilai dialog antar partai harus tetap dilakukan.
“Di PDI Perjuangan soal pilpres ditentukan ketua umum. Dialog antar partai menjadi penting,” kata Ganjar lewat pesan singkat yang dikutip dari CNN Indonesia.
Ganjar mengaku saat ini masih fokus pada tugasnya sebagai gubernur Jawa Tengah, terutama menyusul erupsi gunung Merapi.
Selain itu, Ganjar mengatakan pihaknya juga tengah memprioritaskan komplain masyarakat, mulai dari kerusakan infrastruktur, penurunan kemiskinan ekstrem, hingga stunting.
“Saya konsentrasi siaga erupsi Merapi, merespon komplain publik soal kerusakan infrastruktur akibat bencana, penurunan kemiskinan ekstrim dan stunting,” ujarnya.
Isu duet Prabowo-Ganjar berembus setelah keduanya mendampingi Presiden Jokowi dalam acara panen raya di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3). Mereka bertiga bahkan melakukan swafoto di tengah sawah.
Merespons hal tersebut, adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo mengaku pihaknya terbuka jika kakaknya diduetkan dengan Ganjar di Pilpres 2024.
Namun, Hashim tak mau jika Prabowo menjadi cawapres. Menurut Hashim, kakaknya jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua dari Ganjar dan dianggap lebih banyak memiliki pengalaman.
“Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya, berbeda kan,” kata Hashim saat menghadiri deklarasi relawan Prabowo Mania, Minggu (12/3).
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan capres harus berasal dari internal partainya jika Gerindra ingin berkoalisi dalam Pilpres 2024.
“Ya penawaran kerja sama, tentu saja dalam rangka calon presiden berasal dari PDI Perjuangan,” kata Hasto di kawasan Sentul, Bogor, Senin (13/3).
(Rik)