Manaberita.com – Suharso Monoarfa Menteri
PPN/Kepala Bappenas menanggapi klaim berbagai pihak soal polusi udara Jakarta buruk karena Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Ia mengatakan pemerintah tengah berupaya untuk melakukan pensiun dini PLTU batu bara. Namun, langkah itu tidak bisa dilakukan secara mendadak.
“Itu kan enggak bisa ujug-ujug juga. Nanti kalau listrik mati semua bagaimana? Itu kita perlahan,” kata Suharso di sela-sela acara Dialog Nasional Antisipasi Dampak Perubahan untuk Pembangunan Indonesia Emas 2045, Senin (21/8).
Dilansir dari CNN Indonesia, Suharso mengatakan untuk mengurangi emisi karbon di PLTU berbasis batu bara, pemerintah telah mengusulkan dilakukannya co-firing di sejumlah daerah.
Co-firing merupakan teknik substitusi PLTU batu bara dengan bahan biomassa pada rasio tertentu. Sumber biomassa bisa dari pelet kayu, serbuk gergaji, cangkang kelapa sawit, hingga sampah atau limbah.
Dengan co-firing, kata Suharso, emisi karbon bisa turun hingga 30 persen.
“Caranya sampah yang menjadi sumber emisi kita transformasi menjadi energi co-firing,” kata Suharso.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sebelumnya menyebut polusi udara Jakarta adalah yang terjelek di dunia imbas emisi PLTU batu bara. Selain PLTU batu bara, Bahlil menyebut ada sumbangsih emisi kendaraan bermotor.
Oleh karena itu, ia mendorong semua pihak beralih menggunakan kendaraan listrik (EV).
“Ke depan, semua orang pakai mobil listrik. Oleh karena itu, mobil baterai listrik dan Indonesia kita dorong sebagai salah satu negara produsen ekosistem baterai (dan) mobil (listrik) terbesar di dunia,” kata Bahlil dalam Penutupan Orientasi Diponegoro Muda di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (20/8).
(Rik)