Manaberita.com – Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, menyindir perilaku politikus yang kerap menyebut nama Gusdurian ketika diperlukan suaranya saja menjelang pemilu.
Namun, ia mengatakan nama ‘Gusdurian’ dan ‘rakyat’ justru absen disebut ketika para politikus itu sudah terpilih dan dalam proses membagi-bagi kekuasaan.
“Perilaku politisi yang tak pernah menyebut nama Gusdurian ketika mereka sedang menikmati fasilitas negara atas nama rakyat dan ketika sedang bagi-bagi kekuasaan. Tetapi nama Gusdurian disebut bersama dengan rakyat ketika diperlukan suaranya dalam coblosan massal bangsa ini,” kata Alissa dalam keterangannya di laman resmi NU.
Melansir dari CNN Indonesia, Alissa yang juga putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menilai fenomena ini terjadi lantaran elite politik hanya menyebut rakyat pada musim-musim pemilu saja. Sebab, elite politik tengah sibuk mendekati rakyat karena sebentar lagi akan berkontestasi atas nama rakyat.
Baginya, kondisi ini terjadi karena rakyat hanya dijadikan modal untuk mendapatkan kekuasaan.
Meski begitu, Alissa berpendapat nama Gusdurian yang namanya disebut-sebut oleh politikus jelang Pemilu 2024 justru sebagai sebuah hikmah. Ia menilai kondisi ini menjadi sebuah penanda Gusdurian dianggap dekat dan terus bersama rakyat.
“Tapi saya yakin, para Gusdurian sebagai murid Gus Dur tentu memiliki kearifan. Tidaklah cukup hanya mendekati keluarga Gus Dur untuk memenangkan suara dan dukungan seorang Gusdurian. Sebab seorang Gusdurian telah memiliki panduan untuk memilih pemimpin ideal bagi dirinya,” kata dia.
Belakangan ini beberapa pihak terlihat mendekati keluarga Gus Dur jelang Pemilu. Salah satunya adalah NasDem yang terang-terangan mengatakan Putri Gus Dur Yenny Wahid masuk kriteria pendamping bakal capres Anies Baswedan.
Tak hanya itu, belakangan ini bakal capres dari PDIP Ganjar Pranowo juga terlihat berkunjung menemui Istri Gus Dur, Sinta Nuriyah di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (13/8) lalu.
Ganjar menjelaskan kedatangannya kala itu sengaja dilakukan sebagai bentuk sowan dari santri kepada istri ulama yang dikagumi.
(rik)