100 Tokoh Berpengaruh: Mani (en) (Tokoh ke 83)

Tokoh Mani Nabi Iran abad ke-3, Pendiri Manicheanisme
Tokoh Mani Nabi Iran abad ke-3, Pendiri Manicheanisme

MANAberita.com – MANI adalah pendiri agama Manikheisme yang hidup pada abad ketiga. Ia dilahirkan di desa Mardinu, di gurun Nahr Kuta, Babilonia Selatan pada 14 April 216. Mani tidak sekadar pendiri agama Manikheisme, ia juga seorang fisuf, astrolog, dan pelukis dari Persia.

Menurut sumber-sumber Arab Islam, ayahnya bernama Fatak, seorang bangsawan Persia yang kemudian pindah ke Ktesifon. Disana ia mendapatkan pendidikan yang baik. Pada mulanya ia masuk anggota sekte Gnostik Yahudi, tetapi itu segera ditinggalkannya setelah mendapat wahyu ilahi pada tahun 228.

Pada tahun 241, ia mulai mengajarkan wahyu yang didapatkannya pada banyak orang. Ia pergi ke Barat Daya India karena ajaran yang disebarkannya tidak terlalu berhasil di tanah kelahirannya sendiri, tetapi justru disitulah ia kemudian berhasil memasukkan penguasa lokal ke dalam agama Mani.

Baca berita sebelumnya di sini:

Baca Juga:
Ngeri! Korea Utara Mengeksekusi Orang Karena Membagikan Media Dari Korea Selatan

100 Tokoh Berpengaruh: Vladimir Ilyich Ulyanov (Tokoh ke 84)

Pada tahun 242, ia kembali ke Persia dan berhasil mendapatkan perhatian raja Shapur I. Kekagumannya pada agama Mani membuat agama Mani dapat berkembang karena Mani diberikan izin untuk menyebarkan ajarannya di seluruh Imperium Persia/Sassanid. Pengikut agama Mani pun semakin banyak sehingga mampu mengutus penginjil keluar daerah. Tetapi hal ini menimbulkan kecemburuan dari para pendeta Zoroaster yang merupakan agama negara Persia di bawah dinasti Sassanid.

Baca Juga:
Hah! Bahrain memenjarakan pria karena diskusi YouTube tentang Islam, Kenapa?

Pada tahun 276, setelah raja Bahram I naik takhta, Mani ditangkap dan dipenjara. Ia akhirnya harus tewas karena mengalami penyiksaan yang begitu berat. Selama hidupnya, ia menulis beberapa buku; satu dalam bahasa Persia dan yang lain dalam bahasa Syriac (bahasa Semit yang dekat dengan bahasa Aramaik dari zaman Yesus).

Buku inilah yang menjadi sumber utama agama Manikheisme. Sepeninggal Mani, pengikut-pengikutnya mengungsi ke beberapa tempat sehingga tersebarlah ajaran Mani di Mesopotamia, Afrika Utara, Sisilia, Italia dan Spanyol. Tetapi Manikheisme hilang pada abad ke-6.

Pada 277 M, ia harus meninggal karena dieksekusi oleh pemerintahan Persia, tetapi agama yang didirikannya terus bertumbuh dan berkembang. (Int)

Komentar

Terbaru