Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Surabaya Rupanya Bukan Orang Sembarangan

  • Senin, 14 Mei 2018 - 16:06 WIB
  • Viral
Keluarga Dita
Keluarga Dita

MANAberita.com — TEROR bom di beberapa gereja Surabaya pada Minggu (13/05) kemarin meninggalkan duka yang mendalam. Masyarakat sekitar dan anggota kepolisian pun turut menjadi korban.

Usai melakukan penelusuran, Kapolri Jenderal Tito Karnavian akhirnya mengungkap identitas para pelaku yang rupanya satu keluarga, diantaranya: Dita Supriyanto (Ayah), Puji Kuswati (Ibu), Fadilah Sari (12) Pemela Riskika (9) serta kedua anak laki-laki mereka, Yusuf Fadil (18) dan Firman Halim (16).

Tak hanya itu, Tito juga mengatakan ada sekitar 1000 anggota teroris Indonesia yang tergabung di ISIS Suriah. 500 diantaranya baru pulang ke Indonesia dan 103 lainnya meninggal di Suriah. Termasuk keluarga Dita ini juga tergabung di Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Mencengangkannya lagi, Dita sendiri merupakan ketua anggota teroris di Surabaya dan memiliki keahlian khusus seperti merakit bom, bela diri praktis hinhha teror.

”Satu keluarga. Bapaknya bernama Dita Oeprianto. Dita ini otaknya, yang mengorbankan istri dan empat anaknya sekaligus,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

Baca Juga:
Usai Meledakan Bom dan Melukai Anak Berusia 6 Tahun, Pelaku Terduga Teroris Melarikan Diri
Istri dan anak-anaknya Dita

Tak cukup sampai disitu, rumah Dita yang berada di Jalan Wisma Indah Blok J/22, Wonorejo, Rungkut, Surabaya ini pun pernah menjadi tempat latihan silat dari orang-orang yang tidak dikenal. Hal ini sempat membuat warga heran dan melaporkan ke satpam.

Dilansir dari Tribun Sumsel, Tito mengatakan bahwa Dita Oeprianto merupakan anggota JAD yang berafiliasi dengan Aman Abdurrahman, napi kasus terorisme yang kini mendekam di Nusakambangan. Dita juga serangkai dengan gelombang penangkapan plot serangan Jawa Timur yang digagalkan pada 2016 dan 2017.

Kemudian, Tito bercerita bahwa pada 2016, Aman Abdurrahman menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Zainal Ansori, yang bermukim di Paciran. Itu terjadi pada Desember 2016 di Malang. Ketika itu, Zainal bahkan mengundang semua sel JAD ke Kota Apel tersebut.

Baca Juga:
Pemkot Surabaya Bantu Menyelesaikan Warga Yang Hidup Tanpa Listrik Akibat Terkendala Izin Pemilik Tanah

Dalam kesempatan tersebut, Zainal menyampaikan pesan dari ISIS pusat yang memerintah semua anggotanya untuk melakukan amaliah. Atau melakukan aksi teror di kota tempat mereka berada. Nah, plot di Jawa Timur bisa digagalkan.

Di antaranya, penangkapan sejumlah anggota JAD yang berencana menyerang pos polisi di Kertajaya Indah, Surabaya, dan pengeboman sejumlah objek vital di Surabaya pada 2017. Zainal Ansori ditangkap di Paciran setelah tertangkap basah menyusun plot serangan ke polsek setempat.

Penangkapan Zainal Ansori itu sempat memicu penyerangan polantas di Tuban yang berakhir dengan tewasnya empat anggota sel JAD Jawa Tengah pada April 2017 di hutan di perbatasan Tuban–Jawa Tengah. (Dil)

Komentar

Terbaru