MANAberita.com — WAHAI hati, apa kabarmu hari ini? Maaf atas rasa sakit yang kuberikan karena telah mencintainya. Maaf, kamu yang menjadi korban atas rasa kecewa ini.
Aku berjanji, sekuat tenaga akan melupakannya. Ketika cinta dan sudah terbiasa menjadi satu, maka rasa sakit yang teramat sangat saat jatuh.
Aku tak akan lagi mengingat tentangnya. Meskipun, sepintas aku suka terbayang olehnya. Maaf jika sampai saat ini aku masih menunggu kabar darinya.
Maaf jika saat sepertiga malam aku suka terbangun, menantikan telepon darinya yang mengingatkanku untuk sekedar mengingat Tuhanku. Terkadang, kamu juga menelponku ketika terbangun dari mimpi burukmu.
Maaf jika tangan ini masih suka menuliskan sesuatu tentangmu. Aku hanya belum terbiasa sendiri, belum terbiasa tanpa bayanganmu. Kukatakan, dulu tak mendengar suaramu membuatku kebingungan.
Sekarang, aku tak hanya bingung, tapi juga hampa. Aku sakit, namun tak lagi bisa menangis. Hatiku sudah terlalu lelah meratapi semuanya.
Teruntuk diriku sendiri, terima kasih sudah kuat dan tegar. Terima kasih telah terlahir dalam bentuk sesempurna mungkin, terima kasih telah mencintainya.
Tak akan ada lagi doa untuk orang lain. Kini, doa hanya untuk si pemilik badan. Semoga, hatimu bisa menerima apapun yang terjadi.
Maaf untuk tulisan ini, aku sedang berusaha terbiasa bernafas tanpamu. (Dil)