Daging kambing
MANAberita.com — IDUL Adha atau juga disebut hari raya kurban yang dirayakan oleh seluruh umat muslim di Indonesia dan berbagai belahan lain dunia jatuh pada, Jumat (01/09). Sebagaimana biasanya pada hari raya ini sebagian masyarakat akan menikmati makanan berbahan daging hewan kurban berkaki empat atau red meat seperti kambing, sapi atau kerbau.
Yang paling sering dijumpai khususnya di Indonesia adalah daging kambing. Dibandingkan jenis daging yang lain, daging kambing memiliki beberapa mitos yang berkaitan dengan kesehatan yang dipercaya masyarakat.
Dilansir Tribunlampung.com, Dr. dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB, yang dikenal sebagai spesialis penyakit dalam, mengatakan, masyarakat percaya bahwa makan daging kambing bisa menaikan tekanan darah.
Masyarakat yang kebetulan diketahui tekanan darahnya rendah atau hipotensi (TD < atau = 90/60), misalnya, meningkatkan makan daging kambing agar tensinya naik.
Padahal menurut dr Ari, tekanan darah rendah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Bisa karena perdarahan, kurang minum sampai dehidrasi karena berbagai sebab, kelelahan atau kurang tidur. Tensi yang rendah juga dapat disebabkan karena gangguan pada jantung baik karena kelainan katup atau serangan jantung bahkan gagal jantung.
Tapi pada sebagian masyarakat, tanpa melihat apa penyebab tekanan darahnya rendah, langsung mengonsumsi daging kambing secara berlebihan. Memang belum banyak yang mengetahui jika tensi turun karena gangguan jantung makan daging kambing justru akan fatal dan memperburuk keadaan.
Mitos kedua adalah torpedo atau testis kambing meningkatkan gairah seksual. Kabar yang beredar ditengah masyarakat, “torpedo” atau testis kambing yang dijadikan sate kambing setengah matang meningkatkan gairah seksual.
“Ternyata hal inipun tidak sepenuhnya benar, memang testis kambing banyak mengandung testosteron yang dapat meningkatkan gairah seksual. Tetap sebenarnya peningkatan gairah seksual terjadi karena multifaktor dan tidak semata-mata berhubungan dengan makanan,” ujar dokter Ari seperti dikutip dari email yang diterima Warta Kota, Kamis (31/8).
Lebih jelas, Dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ini mengatakan, daging kambing seperti juga daging merah lain mengandung lemak tinggi. Lemak hewani biasanya mengandung lemak jenuh. Lemak jenuh ini banyak mengandung LDL lemak jahat yang bisa menumpuk pada dinding pembuluh darah kita.
Selain lemak, daging kambing juga mengandung protein hewani. Protein kita butuhkan untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan sebagai zat pembangun.
Sama seperti daging sapi, daging kambing menjadi santapan utama Hari Raya Kurban, daging kambing yang mengandung zat gizi memang dibutuhkan oleh tubuh, namun tetap dalam porsi yamg pas tidak berlebihan.
Dampak langsung akibat mengonsumsi daging kambing berlebihan adalah sembelit. Kalau kebetulan penyakit GERD. maka GERDnya akan bertambah parah setelah mengonsumsi daging kambing berlebihan.
Sedangkan untuk dampak jangka panjang berupa peningkatan kadar lemak dan kolesterol darah.
“Silahkan mengkonsumsi daging kurban dan jangan berlebihan. Jangan lupa imbangi banyak makan buah dan sayur untuk mengurangi efek samping dari makan daging berlebihan,” sarannya. (neny)