MANAberita.com — SISWI SMP Pontianak, Audrey (14) adalah korban pengeroyokan siswi SMA di dua tempat berbeda. Akibat pengeroyokan itu, Audrey harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit. Mengejutkannya lagi, ia baru berani melaporkan pada orang tuanya setelah 1 minggu dikeroyok. Diketahui dirinya dianiaya pada pada Jumat (29/03) lalu di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya.
Pengeroyakan terhadap korban, bermula saat dijemput satu di antara oknum di kediaman kakeknya.
Oknum terduga pelaku yang merupakan siswi pelajar SMA ini meminta korban mempertemukan dengan kakak sepupunya, dengan alasan ada yang ingin dibicarakan.
Korban yang tidak mengenal para oknum menyanggupi hal itu dan menemui kakak sepupunya yang berinisial P.
Setelah bertemu P, oknum yang menjemput ternyata tak sendiri. Ada empat orang lain yang kemudian membawa Audrey dan P ke tempat sepi di Jalan Sulawesi.
Kakak sepupu korban kemudian terlibat baku hantam dengan oknum berinisial D. Sementara tiga teman D melakukan kekerasan terhadap Audrey.
Korban dibully, rambutnya dijambak dan disiram menggunakan air. Bahkan kepala korban dibenturkan ke aspal, dan perut korban diinjak.
Ada tiga oknum yang diduga melakukan kontak fisik dengan korban Audrey.
Sementara itu, ada sembilan siswi lain yang menyaksikan kejadian tersebut, sambil tertawa, tanpa berupaya menolong korban.
Setelah melakukan penganiayaan, pelaku meninggalkan korban begitu saja.
Sebelum meninggalkan korban, pelaku sempat menyampaikan ancaman agar apa yang dialami korban tak mengadukan apa yang dialami.
“Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi,” kata Wakil Ketua KPPAD, Tumbur Manalu.
Menurut Tumbur, persoalan awalnya dipicu masalah cowok.
Menurut informasi yang diperoleh pihaknya, mantan pacar kakak sepupu korban ini sekarang pacaran dengan oknum pelaku penganiayaan ini.
Mereka ribut di media sosial, saling komentar sehingga pelaku menjemput korban karena kesal terhadap komentar itu.
Akibat penganiayaan yang dialaminya, korban mengalami muntah.
Bahkan saat ini korban bahkan dirawat di rumah sakit dan sudah dilakukan rontgen tengkorak kepala dan dada.
Penganiayaan yang dilakukan pelaku juga membuat korban mengalami trauma. Menurut keterangan keluarga korban, Audrey sering mengigau seolah-olah masih dalam penganiayaan.
Pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya permasalahan ini ke jalur hukum, untuk memberikan efek jera bagi para pelaku.
Keluarga korban juga menolak upaya mediasi yang ingin dilakukan oleh siapapun. (Ila)