MANAberita.com – KEMEWAHAN dan kekayaan yang berhasil diperoleh di dunia tidak menjamin hati dan pikiran kita tenang. Begitu banyak orang sukses dan kaya yang dikejar-kejar ketakutan akan kegagalan dan tidak tenang hidupnya.
Begitu pula apa yang dirasakan oleh Aisha Jibreel Alexander, salah seorang pilot maskapai penerbangan dengan tujuan utama flight ke Asia, Timur Tengah dan Eropa. Menjadi satu-satunya pilot wanita di maskapai tersebut bukannya memberi Aisha kebanggaan, ia justru kerap merasa kesepian.
Jika rekan-rekannya menghabiskan waktu-waktu kosong di klub dan bar, Aisha berusaha menemukan sesuatu yang lain, yang berbeda, yang bisa mengobati kehampaan di dalam sudut hati dan jiwanya.
Saat berada di Bahrain, Aisha dalam perjalanan menuju sebuah restoran ketika salah satu masjid setempat mengumandangakan lantunan azan yang merdu. Entah bagaimana, lantunan azan itu berhasil menembus ke dalam hati sang pilot cantik. Ia pun membuka kaca mata hitam yang saat itu dikenakannya dan mulai menghapus air mata yang tak terbendung, entah tersebab apa.
Semua kegalauannya bertahun-tahun seolah menemukan oase, “Di momen tersebut, saya yakin bahwa Islam memang untuk saya,” katanya.
Sebelumnya, Aisha tumbuh sebagai wanita karir tanpa sentuhan spiritual kecuali doa singkat di pagi hari dan menjelang tidur malam. Ia mulai berkenalan dengan Islam dalam berbagai penerbangannya keliling dunia dan bertemu dengan bermacam-macam orang dan budaya. Pun demikian, ia tak langsung tertarik begitu saja.
Namun pengalaman mengenakan pakaian panjang nan longgar saat berada di Timur Tengah sempat membuatnya nyaman dan tenang. Ia pun mengetahui bahwa syariat Islam bahkan mengatur soal pakaian yang dikenakan oleh pemeluknya.
Dan puncaknya, lantunan azan yang didengarnya di jalanan kota Bahrain ternyata menjadi pintu hidayah atas imannya hari ini.
Aisha juga mulai mengunduh program Alquran dan berbagai program pendidikan dasar Islam. Ia mulai mencari tahu lebih banyak tentang Islam. Hingga akhirnya sewaktu sedang berada di Argentina, ia menghubungi komunitas Muslim setempat untuk bergabung dan mempelajari Islam.
Perjalanan spiritual setiap manusia terkadang menjadi pelajaran berharga bagi orang lainnya. Termasuk perjalanan Aisha dalam menjemput hidayah iman Islam.
Jika banyak manusia yang harus mengalami jatuh bangun sebelum merasakan manisnya iman, maka bagaimana dengan kita yang telah terlahir dalam keadaan Islam? (Alz)
(Sumber: Hanyatauaja)