MANAberita.com — ENTAH apa dipikiran remaja sebut saja Roni (Bukan nama sebenarnya, Red) (15), ia merekayasa seolah-olah dirinya diculik seseorang dan minta tebusan Rp100 juta.
Sontak sang ayah, Heri yang awalnya mengira anaknya benar-benar diculik menjadi terkejut setengah mati, lalu lapor ke petugas Polda Kalsel karena mendapatkan SMS anaknya diculik.
Petugas Resmob Polda pun bergerak cepat melakukan penelusuran terhadap pelaku yang mengirimkan SMS minta tebusan itu.
Hasilnya gerak petugas berbuah, dimana petugas bergerak ke wilayah Jelapat, Kabupaten Batola, Jumat (14/06) malam.
Namun yang mengejutkan ternyata Roni sendiri dan temannya sebut saja Jani (12) (juga bukan nama sebenarnya, Red) yang ternyata diduga merencanakan aksi itu.
Melansir Yuni Rusmini, kasus ini bermula sebut saja Roni (15) tak pulang ke rumahnya di sekitaran kecamatan Banjarmasin Barat tak kunjung pulang ke rumah.
Hal ini tentunya membuat orang tuanya khawatir tentang keadaaan anaknya.
Hingga tiba-tiba sang orang tuanya mendapatkan SMS pada Jumat (14/06) pagi bahwa Roni diculik dan sang penculik meminta tebusan Rp100 juta.
Adanya sms ini sontak membuat orang tuanya sangat khawatir.
Takut hal-hal tak diinginkan terjadi sang orang tuanya pun melaporkan kejadian ini ke Polda Kalsel.
Oleh petugas penelusuran dilakukan hingga dengan cepat menngarah ke Jelapat Tamban.
Di sini petugas Resmob yang melakukan gerak cepat ternyata di rumah itu mendapati sang anak sendiri Roni dan temanya Jani berada di sebuah keluarga Jani.
Tapi, yang nyelenehnya ketika diminta keterangan awal diduga mereka sendiri merekayasa hal ini.
Direktur Kriminal Umum Kombes Sofyan Hidayat melalui Kasubdit Jatanras AKBP Afebrianto yang dikonfirmasi via telepon Jumat (14/06) malam membenarkan pihaknya tengah memintai keterangan dua bocah tersebut .
“Ia begitu dapat laporan kita lakukan penelusuran dan menemukan keduanya di daerah Tamban, ” papar Afeb yang tak mengelak ketika disinggung bahwa bocah itu yang ‘merekayasa’ seolah-olah penculikan tersebut. (Ila)