MANAberita.com — MASALAH kejiwaan yang dialami anak-anak menikmati tontonan film porno dari handphone menjadi perhatian serius.
Ternyata di RS Jiwa Ernaldi Bahar (RS Erba) Palembang juga pernah menangani kecanduan HP karena video porno.
“Kecanduan HP karena video porno itu baru satu orang. Sekitar Agustus-September lalu. Pernah ada pasien cowok kelas 1 SMP, kecanduan HP/video porno. Rawat jalan saja,” ungkap Kepala Instalasi Humas dan Layanan Pengaduan Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Iwan Andhyantoro SKM, melansir Tribun Sumsel.
Menurut Iwan, RS Erba sebagai institusi yang pasti berharap hal hal buruk ini bisa dicegah sedini mungkin.
Ia mengingatkan jika teknologi itu ada dua sisi.
Jangan sampai sisi negatif yang menonjol sehingga anak-anak terjebak dalam anti sosial.
Syarkoni SPsi MPsi psikolog klinis anak RS Ernaldi Bahar kepada mengatakan sebenarnya ini salah satu kemajuan teknologi bidang komunikasi.
Alat komunikasi banyak aplikasi permainan dari anak anak sampai dewasa.
Keluarga yang sangat menyayangi anak memfasilitasi ini yang membuat anak secara psikologis tertarik untuk mengulangi permainan yang ada di HP tersebut yang menimbulkan rasa senang dan kegembiraan.
Rasa senang ini dikaji dalam segi fisiologis (tubuh) di dalam otak ada hormon apabila meningkat akan menimbulkan senang.
Hormon itu ada empat: endorpine, dopamin, seretonin, oksi toksin.
Pada saat memainkan game, otak menghasilkan hormon tadi. Apabila beristirahat tidak memainkan game, zat akan berkurang sehingga ada ketidaknyamanan untuk mengulangi kesenangan, jadi ketagihan.
“Kalau sudah dibawa ke profesional RS atau psikolog, psikiater. Dilakukan assestmen dulu dengan wawancara ortu. Akan dapat jawaban memiliki perilaku suka memainkan game di alat komunikasi tsb. Tinggal berapa lamanya dan apa yang merugikan efek dari itu,” Syarkoni.
“Hendaknya hindari game unsur kekerasan, pornografi, dan yang punya efek hiburan menyenangkan yang dalam waktu panjang berdampak buruk bisa mengganggu aktivitas.
Boleh dikasih aplikasi game 15 menit-30 menit. Setelah itu Ortu harus menyetop game itu. Diarahkan kegiatan lain seperti tidur, kursus, mengaji,” pesan Syarkoni.
Alat komunikasi masih bisa digunakan anak asal didampingi ortu untuk membuka materi tentang rumus pelajaran.
Akan berdampak positif bagi perkembangan anak. Secara fisik kalau terlalu lama dan keseringan juga bisa radiasi mengganggu syaraf mata. (Dil)