Santri pembunuh bayinya di pesantren
MANAberita.com — BEBERAPA waktu lalu warga Kabupaten Magetan dihebohkan dengan kasus ditemukannya mayat bayi dalam baskon.
Dilansir Tribun Jakarta, rupanya bayi tersebut baru saja dilahirkan oleh seorang siswi pondok pesantren berinisial AF (20).
AF ini diketahui melahirkan seorang bayi berjenis kelamin laki-laki.
Tak cuma itu, AF ini juga diketahui merupakan pengurus dari pesantern tersebut.
Ia menaruh bayi yang dilahirkannya sudah dalam keadaan tidak bernyawa di tumpukan cucian kotor.
Mayat sang bayi tak berdosa ini pertama kali ditemukan oleh rekan AF sendiri yang berinisial AS.
Kasat Reskrim Polres Magetan Sukatni mengatakan bahwa AS awalnya hendak mencuci baju pada Sabtu (21/12) pagi.
Ketika itu AS melihat ada ember tumpukan baju kotor milik AF.
AS yang mengetahui AF sedang tak enak badan berniat mencucikan baju milik temannya ini.
Tapi ia pun malah terkejut saat menemukan beberapa baju AF ini dalam keadaan berlumuran darah.
“Ketika baju terakhir diambil dari dalam ember, saksi melihat bayi laki-laki dengan posisi tengkurap yang diperkirakan sudah meninggal dunia,” tuturnya, melansir Suar.id.
AS pun segera melaporkan temuannya ini kepada pengurus pondok pesantren.
Pengurus pondok pun langsung meneruskan hal ini ke Polsek Plaosan.
Sementara, AF yang dalam keadaan tak berdaya langsung dibawa ke Klinik Muhammadiyah, Desa Pacalan.
Menurut tenaga medis, mulanya AF tak mengaku kalau dirinya baru saja melahirkan.
Sukatni pun menjelaskan bahwa AF lebih banyak diam dan tak mau menjawab pertanyaan dari penyidik.
“Nutup semua, susah dimintai keterangan,” ujar Sukatni.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh penyidik dari Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) yang bernama Mimin.
“Ditanya beberapa pertanyaan, yang dijawab hanya nama, umur dan tempat lahir.
“Oiya, pasien ini juga mengaku warga Jember dan menuntut ilmu di Ngrandu, Sumberagung, Plaosan, Magetan baru enam bulan lalu,” jelas Kanit PPA Mimin.
Sayangnya saat ditanya mengenai bapak dari bayi yang dilahirkan ini, perempuan yang lahir 10 Desember 1999 di Jember ini tak mau menyebutkannya.
Tak hanya itu, penyidik dari Polisi Wanita (polwan) pun sampai kesulitan meminta AF melepas cadarnya untuk difoto.
“Saya bingung ditanya hanya dijawab nama, tanggal lahir dan asal. Disuruh buka cadar, untuk di foto, meski sesama perempuan gak mau. Jadi ya sabar,” katanya.
Kapolsek Plaosan AKP Muhammad Munir Falevi juga mengaku kesulitan saat melakukan introgasi pada AF ini.
“Kami masih terus mencari, mudah-mudahan bisa segera ditemukan atau terungkap siapa dalang kasus penelantaran anak,” jelas AKP Munir Palevi.
Sekitar jam 12.00 , AF pun akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kediri.
Hal ini dilakukan untuk dilakukan Kuret atau pembersihan rahim pada wanita yang masih berstatus nona ini.
Selain dilakukan kuret ini, pasien juga akan diperksa liang kelahirannya.
Menurut informasi dari polisi AF ini baru 6 bulan menuntut ilmu di pondok tersebut.
“Informasinya baru enam bulan, tapi kebenarannya belum bisa kita pastikan karena belum bisa dimintai keterangan,” ucap Sukatni.
Kini AF sendiri masih menjalani perawatan di RSUD Dr Syidiman Magetan larena kondisinya yang masih lemah.
Bayi yang ditemukan tewaas di dalam baskom ini juga dikirim ke kamar mayat RSUD Dr Syidiman Magetan untuk diotopsi. (Ila)