Dalam 3 Hari Terakhir Kasus Covid-19 Melonjak Naik Hingga Tembus 3.205 Kasus

Manaberita.com – BEBERAPA hari ini Kasus Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik. Peningkatan kasus ini terlihat sejak pertengahan Januari 2022.

Selama tiga hari berturut-turut, penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia telah melewati angka 2.000. Padahal Sebelumnya, selama November 2021 hingga awal Januari 2022, penambahan kasus Covid-19 sudah melandai. Dikutip dari Kompas.com

Menurut data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, pada 20 Januari bertambah 2.116 kasus Covid-19.

Sehari setelahnya atau 21 Januari, angka itu meningkat menjadi 2.604 kasus dalam sehari

Terbaru, 22 Januari penambahan kasus Covid-19 harian melonjak tinggi melewati angka 3.000, tepatnya 3.205 kasus.

Ini adalah kali pertama Indonesia kembali mencatatkan rekor kasus Covid-19 harian di atas 3.000 setelah 21 September 2021. Sebanyak 3.205 kasus baru itu tersebar di 28 provinsi. Jakarta mencatatkan penambahan tertinggi yakni 1.825 kasus. Diikuti Jawa Barat dengan 651 kasus, Banten 451 kasus, Jawa Timur 79 kasus, dan Bali 44 kasus.

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 4.283.453 kasus terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020.

Sejalan dengan peningkatan itu, kasus aktif juga ikut naik. Per Sabtu (22/1/2022), terdapat 16.692 kasus aktif, bertambah 2.573 dibanding sehari sebelumnya.

Melonjaknya kasus Covid-19 beberapa hari belakangan dikontribusikan oleh meluasnya penularan varian Omicron di Indonesia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, hingga Jumat (21/1/2022), terdapat 1.161 varian Omicron di Tanah Air.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sebagian besar pasien yang terinfeksi Omicron sudah divaksin Covid-19.

“Total sejak 15 Desember secara kumulatif jumlah kasus Omicron yang kita temukan itu ada 1.161,” kata Nadia dalam sebuah diskusi virtual, Sabtu (22/1/2022).

Baca Juga:
Bayi Baru Lahir Meninggal Dunia, Penyebabnya Ternyata Sering Kita Lakukan

Nadia menjelaskan, kasus Omicron paling banyak datang dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), yakni 831 kasus.

Sedangkan transmisi lokal berjumlah 282, dan masih ada 48 kasus yang belum diketahui asal penularannya.

Menurut dia, kasus Omicron paling banyak berasal dari Arab Saudi, khususnya Pekerja Migran Indonesia (PMI). Kemudian paling banyak kedua berasal dari wisatawan yang kembali dari Turki.

“Nanti jemaah umrah itu juga akan berkontribusi terhdaap peningkatan Omicron terutama dari Arab Saudi, ini juga masih terus kita lakukan evaluasinya,” kata Nadia.

Baca Juga:
Rahul Gandhi Dari India Mendapat Jaminan Setelah Dia Menantang Hukuman Penjara, Kok Bisa?

Sebelumnya, pemerintah telah memprediksi bahwa kasus Covid-19 akan terus merangkak naik. Diprediksi, puncak gelombang Omicron terjadi pada akhir Februari atau pertengahan Maret.

“Beberapa yang kami amati, berangkat seperti kasus covid di Afsel (Afrika Selatan), puncak gelombang Omicron ini berada di pertengahan Februari hingga awal Maret ini,” kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers evaluasi PPKM, Minggu (16/1/2022).

Sementara, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, Indonesia baru saja memasuki pandemi gelombang tiga.

“Kalau dibilang memasuki gelombang 3 sudah jelas, ini kan sudah naik ini, lagi awal-awal dari gelombang 3 kita ini,” kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (21/1/2022).

Baca Juga:
Portsmouth Public Schools Akan Memberlakukan Pembelajaran Virtual

Dicky mengatakan, saat ini peningkatan kasus Covid-19, khususnya Omicron, memang terkesan perlahan.

Namun, belajar dari negara lain, kasus yang meningkat pelan-pelan itu berubah menjadi eksponensial dalam waktu singkat. Bahkan, kecepatannya melebihi penularan varian Delta.

“Ini yang sulit dicegah, apalagi mayoritas ini nggak bergejala dan banyak juga orang nggak melakukan tes, juga kapasitas tes di banyak negara terbatas, sehingga yang terjadi adalah pada gilirannya kalau kita terlambat memitigasi,” ucap dia.

Hal ini harus diwaspadai mengingat prediksi puncak Omicron baru terjadi di Februari-Maret mendatang. [rika]

Komentar

Terbaru