Manaberita.com – POLISI telah berhasil mengidentifikasi korban perempuan yang tewas dalam kecelakan bersama putra Gubernur Kaltara Zainal A Paliwang, AKP Novandi Arya Kharizma. Diketahui korban tersebut bernama Fatimah, yang merupakan kader PSI.
Hal tersebut di sampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan pada Rabu (9/2/2022).
“Jadi bisa dipastikan itu Fatimah, kader PSI,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan saat dihubungi detikcom, Rabu (9/2/2022).
Melansir dari detikNews, Zulpan mengatakan, jenazah Fatimah teridentifikasi dari pengenalan properti yang melekat pada jenazah. Selain itu juga ada beberapa tanda-tanda pada jenazah korban yang dikenali oleh pihak keluarga.
detikcom telah menghubungi Juru Bicara PSI Ario Bimo untuk mengonfirmasi hal ini. Namun hingga berita ini dimuat, Ario tidak menjawab panggilan telepon dari detikcom.
PSI sendiri melalui akun Instagram menyampaikan kabar duka atas meninggalnya Fatimah ini.
“Turut berbelasungkawa atas wafatnya salah satu anggota pengurus DPD PSI Kota Banjarmasin Fatimah/Sis Zahra. Semoga Allah memberikan ampunan atas segala kesalahan serta memasukkan almarhum ke dalam surga-Nya. Amin,” demikian ucapan belasungkawa yang diunggah melalui Insta Story Instagram PSI.
Sebelumnya, pihak kepolisian menemukan kartu berobat atas nama perempuan inisial F dalam mobil tersebut. Namun, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apabila perempuan inisial F itu adalah korban tewas dalam kecelakaan.
“Ya itu kan berdasarkan bukti, identitas yang kita temukan di TKP tapi kan belum tentu itu. Ada yang misalnya ketemu kartu nama Mr. X, misalny, kan belum tentu yang punya kartu nama itu adalah korban. Jadi tetap kita harus mengidentifikasi secara pasti baru kita bisa menyampaikan,” jelas Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Didiet Setiobudi saat jumpa pers di Pancoran, Jaksel, Selasa (8/2).
Didiet mengatakan, properti yang ditemukan di TKP harus dicocokkan dengan data-data pembanding agar pengenalan jenazah bisa dibuktikan secara ilmiah.
“Karena dari bukti-bukti yang ditemukan di TKP, walaupun itu sebagai bukti, petunjuk. Tapi kita belum bisa memastikan bahwa yang meninggal itu korban satu lagi adalah si A, yang ditemukan di TKP. Karena belum tentu misalnya ada KTP, kartu pengenal dan sebagai adalah milik orang yang meninggal tersebut, tentu ini nanti harus berdasarkan pemeriksaan dari DVI, ahli forensik, ahli DVI akan menentukan orang tersebut adalah si A,” bebernya.
Didiet menambahkan bahwa sudah ada beberapa keluarga yang datang untuk menyerahkan bukti-bukti. Saat ini, jelasnya, masih dalam proses identifikasi pengambilan DNA.
“Memang sudah ada beberapa keluarga yang datang untuk menyerahkan beberapa bukti yang mengaku sebagai keluarganya dan saat ini sedang dalam proses identifikasi pengambilan DNA dan sebagainya,” jelas dia.
[rik]