Batal Perang di 16 Februari? Putin Buka Pintu Negosiasi

MANAberita.com – NEGARA Rusia mengaku akan melanjutkan pembicaraan diplomatik dengan Barat di tengah krisis Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov mengatakan hal tersebut dalam percakapan televisi, kemarin waktu setempat.

Melansir CNBC Indonesia, Lavrov mengatakan selalu ada kesempatan untuk mencapai kesepakatan dengan Barat soal Ukraina. Dia mengatakan kepada Putin bahwa ada banyak kemajuan untuk mencapai tujuan Rusia dan ini masih layak untuk dikejar.

“Jalan diplomasi tetap tersedia jika Rusia memilih untuk terlibat dengan itikad baik. Kami berharap untuk mengembalikan staf kami ke Kedutaan Besar segera setelah kondisi memungkinkan,” kata Blinken.

Rusia dikabarkan telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina. Tetapi Kremlin membantah berencana untuk menyerang.

Rusia menuduh Barat terlalu histeris. Sementara sejumlah media AS, seperti Politico- menyebut sejumlah sumber- meyakini Rusia akan menyerang Ukraina 16 Februari besok.

Masalah Rusia dan Ukraina awalnya merupakan sengketa wilayah. Rusia mencaplok Krimea di 2014 dan mendukung kelompok separatis pro Rusia di Ukraina Timur.

Ini membuat Ukraina merapat ke Barat guna melindungi diri dari Beruang Putih. Namun hal tersebut membuat Moskow semakin panas dan meminta NATO tak menerima keanggotaan Ukraina serta menghentikan ekspansi pengaruh di Eropa Timur.

Baca Juga:
Pakai Lipstik ‘Tatto’, Bibir Wanita ini Membengkak! Diduga Kandungan Lipstiknya dari Urin Manusia

Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bersikeras tidak ada alternatif selain diplomasi. Ia memperingatkan bahwa mengabaikan pendekatan semacam itu demi konfrontasi akan sama dengan menyakiti diri sendiri.

Sebelumnya Ukraina sudah mengatakan hendak berbicara dengan Rusia. Hal ini ditegaskan Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, dikutip AFP.

“Ukraina mengharapkan pertemuan dengan Rusia dan semua negara anggota dalam 48 jam ke depan untuk membahas penguatan dan pergerakan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan kita,” katanya.

Baca Juga:
Sistem Kesehatan Sudan Sampai Kewalahan Saat Pertempuran Berkecamuk

Ini merujuk pula ke Dokumen Wina tahun 1990. Di mana ada kewajiban 57 anggota Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) untuk berbagi informasi tentang kekuatan militer mereka dan saling memberi tahu tentang kegiatan-kegiatan utama.

Khusus, 16 Februari, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut hari itu sebagai “Hari Persatuan” seraya menenangkan warga terkait potensi perang. Gembar-gembor perang disebut telah melukai ekonomi Ukraina dan membuat sejumlah penerbangan menghindari langit negara itu.

[SAS]

Komentar

Terbaru