MANAberita.com – SETELAH sebelumnya beredar undangan pernikahan seorang pria yang menikahi dua wanita di Kecamatan Sungai Lais, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menjadi viral, kali ini kembali beredar undangan anti mainstream dengan konsep pendidikan.
Undangan ini terlihat cukup unik karena menampilkan materi undangan seakan mirip dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan dalam proses belajar mengajar.
Dalam foto yang diunggah akun media sosial Sekolah Indonesia.ID menampilkan sebuah undangan pernikahan dengan konsep pendidikan.
Dalam kiriman tersebut tertulis caption “Undangan pernikahan pasangan guru sejati. Mulai RPP, indikator, materi pokok dan lain-lain, lengkap disebutkan. Jangan-jangan pernikahan ini juga sebagai penelitian tindakan kelas? Hehehe.. Ada-ada saja. Semoga selalu bahagia”
Dalam undangan tersebut bertuliskan RPP (Rencana Pelaksanaan Pernikahan). Serta tertulis nama dua calon pengantin yang merupakan seorang guru di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Marti Widyaningsih,S.Pd.I dan Dwi Arwantoro.S.pd.I yang akan menikah Selasa, 31 Oktober 2017.
Uniknya lagi, dalam undangan tersebut terdapat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Materi Pokok,Tujuan Pernikahan, Media dan Sumber Pernikahan.
Tentu saja undangan pernikahan unik ini langsung menarik perhatian warganet.
@Erieq Dhanar Nugroho, “Nikah ala kurikulum 2006”
@Hairul Anwar Cinta Allah Swt, “Manteb bisa dicetak undangannya”
@Honayapto Lagundi, “SAH”
@Jasmine Stacy Rosaline Lalamentik, @YuKi mama kamu dulu nikahan kayak gini juga ga?
@Damrian Hussen Al, “Ini sebagai referensi gua nih..”
Disela-sela komentar netizen yang kagum dengan keunikan undangan tersebut, muncul salah satu komentar dari netizen yang diduga istri dari orang yang membuat undangan tersebut.
@Arhy Lesthary, “Ini undangan konsep’a suami saya yg bikin dan ini konsep undangan saya . saya nikah dari bulan september tgl 15.” disertai foto-foto berikut:
Selain menunjukkan bukti asli undangannya, akun @Arhy Lesthary, juga menuliskan kekecewaan karena merasa karyanya ditiru tanpa mencantumkan sumber.
@Arhy Lesthary, “Seperti yg kita tau, sebagai orang yg berpendidikan, kita terbiasa mengutip dg cara mencantumkan sumber, ini ngutipnya plek jiblek mirip gak ada bedanya tapi tanpa sumber, itu ngonsep’a sebulan loh ngonsep undangan kaya gt minta masukan beberapa guru.” (Int)