Suasana Duka Mengiringi Pemakaman Bidan Sweetha dan Anaknya di Sleman

  • Selasa, 22 Maret 2022 - 21:41 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – JENAZAH bidan Sweetha Kusuma Gatra Subardiya (32) dan anaknya, Muhammad Faeyza (4) dimakamkam dalam satu liang lahad. Jenazah tersebut di makam Parakan Wetan, Sumbersari, Minggir, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Suasana haru langsung tampak terlihat saat mobil ambulans yang mengangkut jenazah ibu dan anak tersebut tiba di permakaman umum, Selasa (22/3/2022) sekitar pukul 14.12 WIB. Jenazah korban tak disemayamkan di rumah duka melainkan langsung dimakamkan.

Dilansir dari detik.com, Adik kandung bidan Sweetha, Henry Pracheshara Kharisma Subardiya (31), serta ayah dan ibu Sweetha tak kuasa menahan air mata saat peti jenazah yang berisi jasad ibu dan anak itu diturunkan. Pihak keluarga berharap, tersangka Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) bisa dihukum pidana mati karena telah menghilangkan nyawa ibu dan anak itu.

“Cukup ini yang terakhir. Saya harapkan dari tersangka bukan hanya sekadar pembunuhan yang diangkat (Pasal) 338 tapi kita menggunakan Pasal 340 (pasal pembunuhan berencana), saya harapkan tersangka bisa dihukum mati,” kata Henry ditemui seusai pemakaman, Selasa (22/3/2022).

Hukuman mati ini, menurut Henri untuk memberikan efek jera. Sehingga ke depan tidak ada kasus serupa. Ia mewakili almarhum meminta maaf kepada semua rekan-rekan sejawat almarhum.

Baca Juga:
Dalam Serangan Udara Rusia Diduga Termasuk Drone Yang Ditandai Dengan Pesan “Selamat Tahun Baru”

“Supaya biar ke depan tidak ada lagi korban ataupun indikasi-indikasi yang mendekati seperti yang terjadi saat ini ya cukup kakak kandung saya saja,” ungkapnya.

Henry juga mengungkapkan, jika almarhum tidak memberikan informasi apapun saat hendak ke Semarang. Namun, almarhum disebut kerap bercerita tentang perjalannya ke Semarang ke teman-temannya.

“Jadi beliau tidak memberi informasi ke keluarga untuk keberangkatannya ke Semarang. Hanya saja terakhir chat dengan kawannya itu beliau berangkat ke Semarang setelah pulang dari kerja terus naik bus, dia berangkat ke Semarang,” sebutnya.

“Hanya saja beliau sering curhat sama rekan-rekannya yang ada di luar sana dan rekan-rekannya kebetulan kooperatif memberikan informasi apapun yang terjadi sampai terjadi hal ini,” imbuhnya.

Baca Juga:
Polisi Philadelphia Menyebutkan Nama Korban Setelah 65 Tahun Karena DNAnya Membantu

Kini, jenazah keduanya telah dimakamkan di satu liang lahad. Henry pun meminta kepada saudara dan kerabat untuk mendoakan almarhum.

“Kalau untuk pemakamannya ya kita menggunakan satu liang lahad. Almarhum sama anaknya bersandingan ya semoga saya berharap semua perbuatan atau amal ibadah dari almarhum bisa diterima di sisi Allah. Saya mohon doanya kepada rekan-rekan yang ada di luar sana baik kerabat maupun sahabat beliau,” pintanya.

Sosok pelaku di mata keluarga

Henry mengungkapkan, tersangka memang sempat mau melamar korban. Namun, niat itu ternyata baru sebatas ucapan dan belum sampai terealisasi.

Baca Juga:
13 Saksi Kasus Ritual Maut di Pantai Payangan Jember Diperiksa Polisi

“Untuk tersangka sendiri kita bukan anggap keluarga ya tapi lebih, ke sudah pernah nembung, nembung dalam arti mau melamar kakak saya, dalam arti ya kalau dikatakan ngelamar ya belum,” ujarnya.

Henry pun punya feeling jika Dony bukan pria yang baik untuk kakaknya.

“Tapi saya ada memang curiga dari hal tersebut, tapi ya sudah memang sudah terjadi ya saya harapkan nanti pihak berwajib yang nanti akan mengurus atau mendalami kasus ini lagi,” katanya.

(Rik)

Komentar

Terbaru