Manaberita.com – SEORANG pria di Maroko bernama Mohamed Mustapha Tabet dicatat sebagai aib bagi Maroko. Pasalnya, pria tersebut merupakan penjahat yang sudah memperkosa lebih dari 1.500 wanita.
Dilansir dari detikcom via Morocco World News, Ramadhan 1993 menjadi periode paling gelap dalam sejarah Maroko. Tahun tersebut ditandai dengan pengadilan pertama bagi seorang pemerkosa berantai di negeri tersebut.
Mohamed Mustapha Tabet, pemerkosa berantai paling terkenal dalam sejarah Maroko, dijatuhi hukuman mati pada Maret 1993 oleh pengadilan di Casablanca, karena menyalahgunakan kekuasaannya sebagai komisaris polisi. Dia menculik serta memperkosa lebih dari 1.500 wanita selama 13 tahun.
Pada tahun-tahun menjelang persidangan Tabet, setiap kritik terhadap Makhzen (atau elite, termasuk pejabat seperti personel militer tingkat atas, kepala dinas keamanan, pegawai negeri, dan polisi) telah menjadi tabu bagi media Maroko dan Maroko. Meskipun Makhzen tenggelam dalam korupsi, mereka pada dasarnya kebal dari kritik atau tantangan.
Namun persidangan dan hukuman Tabet menandai titik balik ketika pejabat tinggi polisi ini diadili di pengadilan karena menyalahgunakan kekuasaannya sebagai komisaris polisi. Ia terbukti menculik dan melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan wanita.
Pada tahun 1989, Mohamed Tabet diangkat sebagai komisaris polisi di Casablanca. Selama masa hukumannya di Casablanca, banyak keluhan diajukan terhadapnya oleh wanita dan gadis yang mengaku diculik dan diperkosa. Mereka mengaku disekap di apartemen Tabet di Avenue Abdelah Bno Yassin di Casablanca.
Namun tidak ada korban yang dapat membuktikan klaim mereka dengan memberikan ‘bukti’ kejahatan. Selain itu, rekan-rekan polisi Tabet telah menutupi kejahatan tersebut.
Kejahatan Terungkap
Akhirnya, pada 2 Februari 1993, sehubungan dengan tuntutan korban lain terhadap Tabet, polisi menggerebek dan menggeledah apartemen Tabet. Di sana, mereka menemukan 518 kartu identitas pribadi para korbannya, 118 kaset video–banyak di antaranya merekam aksi pelecehan seksual yang kejam.
Bersaksi di persidangannya pada 15 Maret 1993, Tabet mengungkapkan nama sepuluh rekan polisi yang telah menutupi kejahatannya atau mengambil bagian dalam beberapa dari mereka. Dia juga mengaku telah memperkosa lebih dari 1.500 wanita selama 13 tahun. Pada hari yang sama, pengadilan menjatuhkan hukuman mati kepada Tabet.
Mohamed Tabet dieksekusi di Penjara Pusat Kenitra pada 5 September 1993, saat bulan Ramadan.
(Rik)