Manaberita.com – AFRIKA Selatan menuduh duta besar Ukraina untuk negara itu menggunakan cara yang tidak diplomatis untuk bertemu dengan Presiden Cyril Ramaphosa. Pertemuan akan membahas atas invasi Rusia yang sedang berlangsung ke negara Eropa timur itu.
Dilansir BBC, Duta Besar Liubov Abravitova mengatakan dia terpaksa menggunakan Twitter untuk meminta pertemuan dengan presiden.
Dia menuduh pihak berwenang Afrika Selatan mengabaikan banyak permintaannya untuk bertemu Ramaphosa dan menteri lainnya.
“Sejak awal invasi Rusia, saya tidak meminta pertemuan dengan pejabat pemerintah Afrika Selatan. Orang-orang saya berada di bawah serangan brutal dari Rusia sekarang,” tulis Abravitova pada 10 April.
Clayson Monyela, seorang pejabat senior kementerian luar negeri Afrika Selatan, bagaimanapun, membantah klaim utusan tersebut, dengan mengatakan dia telah mengadakan pertemuan dengan beberapa pejabat pemerintah.
“Duta Besar, Anda tahu ini salah dan tidak diplomatis. Kami telah lama meminta HE Cyril Ramaphosa untuk berbicara dengan presiden Anda. Anda tidak menanggapi,” jawab Monyela di Twitter.
Utusan itu membela tweetnya, dengan mengatakan: “Saya tidak hanya tidak punya pilihan, saya tidak punya waktu. Orang-orang saya sekarat, disiksa, diperkosa.”
Afrika Selatan telah menghadapi kritik atas sikap netralnya terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Pekan lalu, negara itu abstain dari pemungutan suara Majelis Umum PBB yang berusaha untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
[Bil]