MANAberita.com — BOLEHKAH hari ini aku diam-diam menulis tentang kamu? Pria yang selalu kusebut dalam doaku dan kuharapkan menjadi imamku.
Kamu bukan yang pertama, sekali lagi kukatakan bukan! Tapi, kuharap kamulah terakhir. Sejujurnya, akupun berkeinginan agar menjadi titik pemberhentianmu dalam mencari teman hidup.
Kamu tidak sempurna, akupun begitu. Juga belum mendekati kata mapan. Tapi, aku percaya jika kita bisa menggapai kata mapan yang sesungguhnya bersama-sama. Biarkan aku menjadi pemacuh semangatmu untuk menghalalkanku.
Aku pernah bermimpi tentangmu. Saat itu kamu menggendong seorang bayi laki-laki dan menyebutnya sebagai anak kita. Aku bahagia, sungguh. Kuharapkan semua itu menjadi nyata.
Dengar, aku tidak pernah menuntutmu untuk menjadi yang tersempurna, terbaik, paling kaya ataupun terhebat diantara semuanya. Tapi, aku hanya ingin sedikit membuatmu sadar jika aku butuh bimbinganmu dalam segala hal.
Bimbing aku untuk menjadi yang terbaik menurutmu, ajari aku bersabar, tuntun aku kepada Tuhanmu. Tak hanya aku, tapi calon anak-anak kita kelak juga.
Dari aku yang diam-diam berharap menjadi bidadari hidupmu. (Dil)