Usai Muncul Kejanggalan, Terungkap Santri Gontor Tewas Dianiaya

  • Rabu, 07 September 2022 - 19:47 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – SEORANG santri di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, berinisial AM (17), asal Palembang, Sumatera Selatan, meninggal dunia usai mengalami penganiayaan.

Akan tetapi, semula pihak keluarga dikabarkan oleh pihak pesantren lewat surat keterangan kematian bahwa almarhum meninggal karena sakit.

Namun, keluarga mencium adanya kejanggalan, pihak keluarga AM pun mendesak utusan Gontor untuk memberitahu kondisi sebenarnya hingga didapatlah pengakuan bahwa anaknya tewas karena dianiaya.

Dilansir dari CNN Indonesia, Ibunda almarhum AM, Siti Soimah, di Palembang mengatakan mereka mendapatkan kabar kematian AM pada Senin (22/8) pukul 10.20 WIB. Pondok pesantren lalu mengantarkan jenazah AM ke kediaman keluarganya di Palembang pada keesokan harinya, Selasa (23/8) siang,

“Dalam surat keterangan kematian, ananda kami meninggal pada pukul 06.45 WIB. Tapi kami baru dapat kabar pukul 10.20 WIB. Ada apa? rentang waktu itu menjadi pertanyaan keluarga kami,” kata Soimah dalam surat terbukanya.

Saat itu, kata dia, keluarga belum mendapatkan penyebab kematian AM secara jelas. Utusan Gontor yang mengantarkan jenazah anaknya hanya menyebutkan almarhum meninggal akibat terjatuh kelelahan saat mengikuti Perkemahan Kamis-Jumat.

Pada surat keterangan kematian pun tertulis almarhum wafat karena sakit tanpa penjelasan rinci lebih lanjut tentang penyakitnya.

Tapi, seorang wali santri lainnya kemudian memberi kabar kepada Soimah bahwa AM meninggal dunia bukan karena jatuh kelelahan.

Lalu, Keluarga lantas meminta kain kafan yang menutup jenazah almarhum dibuka. Kemudian tampaklah luka lebam akibat kekerasan di sekujur tubuh korban.

“Amarah tak terbendung, kenapa laporan yang disampaikan berbeda dengan kenyataan yang diterima,” ujar Soimah dalam surat terbukanya.

Usai didesak, perwakilan Ponpes Gontor yang mengantar jenazah almarhum akhirnya mengakui bahwa AM meninggal akibat penganiayaan.

“Saya pun tidak bisa membendung rasa penyesalan saya telah menitipkan anak saya di sebuah pondok pesantren yang notabene nomor satu di Indonesia,” ungkap Soimah.

Setelah mendapatkan pengakuan tersebut, mulanya keluarga memutuskan tak melanjutkan proses hukum karena didasari beberapa pertimbangan, salah satunya penyelesaian yang akan difasilitasi Ponpes Gontor.

“Intinya kami ingin pelaku dan keluarganya untuk duduk satu meja, ingin tahu kronologi hingga meninggalnya anak kami,” kata Soimah.

Baca Juga:
Diduga Salah Sasaran, Remaja 17 Tahun di Minahasa Dikeroyok dan Tewas di Pelukan Ibunya

Namun, hingga dua pekan lebih berjalan, kata Soimah, pihak keluarga masih belum mendapatkan kejelasan dan tindak lanjut dari pihak pesantren.

Ia lantas meminta bantuan hukum ke pengacara kondang Hotman Paris. Kasus meninggalnya AM seketika mendapatkan perhatian publik.

“Saya akan mendampingi ibu Soimah, ibunda dari AM,” ujar Hotman Paris beberapa waktu lalu.

Di Palembang, pada Selasa (6/9), pengacara yang mendampingi orangtua AM, Titis Rachmawati mengatakan, “Keluarga AM menyesalkan sikap pihak Pesantren Gontor yang terkesan menutupi peristiwa sebenarnya yang menyebabkan putra sulung Ibu Soimah meninggal. Ada hal yang tak konsisten ketika awal mengatakan anaknya meninggal karena sakit. Ketika mereka memaksa membuka jenazah melihat kondisi, baru mengaku ternyata dianiaya.”

“Kami akan meneruskan ini ke ranah hukum. Sesuai statement Gontor mengakui penganiayaan. Disesalkan sudah tahu ada penganiayaan kenapa dikemas ada surat kematian karena sakit,” lanjut Titis.

Baca Juga:
Saksikan Detik-Detik Kematian Haringga Sirla, Tukang Batagor: “Sempat Minta Maaf Tapi Tetap Dihajar”

Sementara, untuk laporan kepolisian saat ini diusut dengan LP model A atas kasus temuan kepolisian.

“Apabila dibutuhkan untuk membuat laporan baru model B kami akan buat, tapi untuk sekarang Polres Ponorogo sudah menanganinya dengan laporan model A,” ujar Titis.

Terpisah, Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, melalui Juru Bicaranya, Noor Syahid akhirnya mengakui penyebab meninggalnya santri AM adalah akibat penganiayaan.

“Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum [AM] wafat,” kata Noor Syahid, melalui keterangan tertulisnya, Senin (5/9).

Pihak Gontor juga menyampaikan permohonan maaf dan belasungkawa atas wafatnya AM, khususnya kepada orang tua dan keluarga almarhum di Palembang.

Baca Juga:
Waspada! Wanita Ini Menjadi Korban Penipuan Undian yang Mengatasnamakan Gojek Indonesia

Tak hanya itu, Noor bilang, pihak pondok juga langsung menindak para terduga pelaku penganiayaan yang sementara ini diketahui berjumlah dua orang. Mereka langsung dikeluarkan dan dipulangkan dari pesantren pada Senin (22/8).

“Pelaku dua orang. Dan langsung tidak sampai satu jam [setelah AM wafat], surat pemberhentian, surat pemulangan, surat pengusiran langsung kami buat dan mereka langsung dipulangkan,” ucapnya.

Noor mengatakan dua pelaku itu merupakan kakak kelas korban yang duduk di kelas 6 atau setara kelas 12 SMA. Sementara korban masih kelas 5 atau kelas 11.

Usai dikeluarkan dari pondok, Noor mengatakan para pelaku saat ini sudah tak berada di Gontor. Mereka sudah pulang ke rumah orang tuanya masing-masing.

“Dua pelaku satu dari Padang dan yang satu dari Bangka. Saat ini sudah tidak di pondok,” ucapnya.

Baca Juga:
Hilda Baci Seorang Koki Nigeria Siap Mengambil Rekor Memasak Dunia, Apa Itu?

Sementara soal keterangan penyebab kematian AM yang berbeda dari kejadian sebenarnya, Noor Syahid mengatakan hal itu sengaja dilakukan untuk menjaga perasaan keluarga di depan para pelayat.

“Jadi sebetulnya dari awal ketika jenazahnya diserahkan, memang [penyebab meninggal korban] tidak untuk konsumsi umum,” tuturnya.

Ia mengklaim pihak pengantar jenazah kemudian mengungkap penyebab kematian AM yang sebenarnya. Hal itu dilakukan di ruang tertutup dan privat, di depan orang tua serta keluarga korban.

“Tetapi di dalam ruang yang terbatas, kami sampaikan apa adanya, sehingga [harapannya] orang tua akan menerima,” ucap Noor.

(Rik)

Komentar

Terbaru