Andre Rosiade Gebrak Meja di Depan Bos Lippo

  • Rabu, 15 Februari 2023 - 11:48 WIB
  • Nasional

Manaberita.com – ANDRE Rosiade, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, marah hingga menggebrak meja pada saat Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Ketut Budi Wijaya dan CEO PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) Indra Azwar soal Meikarta.

Ia marah lantaran kasus Meikarta tak kunjung selesai di mana para konsumen tak mendapatkan unitnya. Konsumen bahkan dituntut oleh Meikarta.

“Kalau kita enggak bejek bapak, enggak kita panggil ke DPR, bapak injak itu orang-orang itu. Saya dengar ‘oh kita bisa atur polisi, kita bisa atur jaksa, kita bisa atur hakim’. Makanya bapak berani,” katanya, Senin (13/2).

Baca Juga:
Pemilu 2024 Berpotensi Mundur Lantaran Anggaran Belum Disepakati

Melansir dari CNN Indonesia, Andre menegaskan bahwa tak ada yang bisa bertindak sewenang-wenang di Indonesia termasuk Lippo Group.

“Ini Republik Indonesia bukan republik Lippo. Enggak ada yang bisa ngatur republik ini. Ini penting pak supaya paham itu oligarki. Kita hadapin,” kata Andre sambil menggebrak meja.

Karena belum menemukan penjelasan detail terkait Meikarta, DPR akan memanggil CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady, untuk memberikan keterangan terkait pembangunan Apartemen Meikarta yang bermasalah. Pemanggilan itu dijadwalkan berlangsung setelah masa reses DPR.

Baca Juga:
CEO Dari Perusahaan Drone Baykar Mengatakan ‘tidak akan pernah’ Memasok Ke Rusia

“Komisi VI DPR akan mengundang pihak terkait dari Lippo Group yaitu John Riady sebagai CEO PT Lippo Karawaci Tbk,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR Mohamad Hekal dalam rapat tersebut.

Andre mengatakan pemanggilan Jhon Riyadi dilakukan pada Maret 2023, usai masa reses DPR. Ia juga mengusulkan agar anggota Komisi VI melapor ke masing-masing fraksi untuk membuat panitia khusus atau pansus Meikarta supaya tidak ada lagi pihak yang bertindak sewenang-wenang di Indonesia.

“Jangan sampai ada oligarki yang bisa berkehendak seenak perutnya di republik ini. Bisa ngatur-ngatur hukum, bisa ngatur-ngatur segalanya, sehingga bisa melakukan penekanan dan intimidasi kepada masyarakat,” ujar Andre.
(Rik)

Komentar

Terbaru