MANAberita.com – KISRUH yang terjadi antara Dewi Perssik dan Ketua RT tempat ia tinggal, karena menolak hewan kurban belum juga usai.
Mediasi pertama antara kedua belah pihak yang digelar di Masjid Cilandak gagal. Hal itu yang penyebabkan polisi ikut turun tangan dalam kasus ini dan menjadwal ulang mediasi.
Melansir laman CNN, Suharto, warga RT 06/RW 04, menceritakan kekisruhan yang bermula saat sapi kurban Dewi Perssik ditolak. Ia mengaku hadir saat penyerahan sapi kurban Dewi Perssik dan melihat ketua RT menerima sapi tersebut.
“Awalnya kan sapi datang, sudah diterima dengan baik, sudah ijab kabul. Langsung truk pergi. Nggak ada ditolak, kalau dibilang ditolak, itu berarti nggak diterima, ini kan sudah diterima,” kata Suharto, Jumat (30/6).
Namun, tidak lama kemudian, truk tersebut kembali untuk mengambil sapi yang telah diantar. Menurutnya, Ketua RT bingung dengan hal tersebut karena sapi sudah diterima, diikat dan diberi makan.
Kendati, Ketua RT tetap mempersilahkan sapi untuk dibawa kembali dengan syarat diambil sendiri. Ia mengatakan Ketua RT tidak mau ambil risiko untuk membantu menaikkan sapi tersebut ke truk.
“Pak RT nggak mau risiko angkat sapi 1 ton. Pak RT nggak mau risiko kalau anak buahnya kalau ada apa-apa,” katanya.
Namun, dalam proses penolakan membantu menaikkan sapi kembali ke truk, ternyata ada ucapan Ketua RT yang dinilai salah ditanggapi oleh pihak Dewi Perssik.
“Itu nggak benar (minta uang Rp100 juta). Cuma ucapannya, ‘Jangan kan Rp100 ribu atau Rp200 ribu. Bahkan Rp100 juta pun nggak mau (bantu naikkan sapi). Kalau mau ambil, ambil sendiri, saya enggak mau anak buah saya resiko angkat sapi 1 ton,'” jelasnya.
Intinya, Suharto menekankan tidak ada penolakan hewan kurban, tapi pihak pemberi yang ingin mengambil kembali.
Sebelumnya, Dewi Perssik mengungkapkan dugaan penolakan sapi kurban itu melalui Live Instagram pada Selasa, 27 Juni 2023, malam hari. Dia mengaku sapi kurbannya ditolak oleh ketua RT di lingkungannya.
Dia juga menyebutkan ketua RT meminta uang Rp100 juta jika dia ingin sapi kurbannya diurus dan tetap berkurban di wilayahnya.
(sas)