Manaberita.com – BMKG menyebut 53 gempa susulan mengguncang Yogyakarta hingga Minggu (2/7) pagi.
“Hingga pagi ini 53 susulan,” ujar Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kepada wartawan, Minggu (2/7).
Dalam datanya, Daryono menunjukkan gempa susulan terakhir terjadi sekitar pukul 04.00 WIB sebanyak satu kali. Sebelumnya, gempa susulan terjadi sekitar Sabtu (1/7) pukul 21.00 sebanyak satu kali, sekitar pukul 22.00 sebanyak dua kali, dan sekitar pukul 23.00 sebanyak satu kali.
Data terkini ini menunjukkan aktivitas gempa susulan cukup intens usai gempa terjadi hingga Sabtu pagi. Namun, frekuensinya kian berkurang dengan interval waktu antar gempa susulan yang semakin jauh.
Gempa susulan kian melemah karena kekuatan getaran dari bagian yang pecah atau patah hasil proses subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia terus menurun. Aktivitas subduksi antara kedua lempeng ini sendiri merupakan dalang pemicu gempa Yogyakarta.
Gempa bumi bermagnitudo 6,6 mengguncang wilayah Yogyakarta pada Jumat (30/6). BMKG mencatat gempa terjadi pada pukul 19.57 WIB.
Pusat gempa yang tidak berpotensi tsunami ini berada di laut kedalaman 12 kilometer sebelah barat daya Bantul, Yogyakarta. Lokasi tepatnya berada di 8.70 Lintang Selatan, 110,06 Bujur Timur. Titik gempa berada 94 kilometer dari Bantul.
Terpisah, Kepala BMKG Dwikorita menyebut wilayah DIY masih berpotensi diguncang gempa bumi yang dipicu aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
“Ini terus saja aktif di situ, beberapa kejadian gempa tidak hanya di wilayah selatan DIY, di beberapa titik itu terus terjadi kita terus mencatat. Ya potensinya masih ada lah, masih aktif,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Bangunjiwo, Bantul, Sabtu (1/7).
(Rik)